"Berdasarkan laporan Tim Kabupaten dan Kecamatan yang langsung ke lokasi bahwa luas lahan tanaman tembakau terdampak 4.245,23 hektar tersebar di delapan kecamatan," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Sahri dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/9/2023).
Adapun rincian 8 kecamatan tersebut yang terdampak yakni Kecamatan Jerowaru sebanyak 3.788,03 hektar, Suela 336,40 hektar, Keruak 100 hektar, Sikur 10 hektar, Sakra 30 are, Selong 30, are, Sakra Barat 5 Hektar, dan Wanasaba 4,90 hektar.
Sahri menyebutkan tanaman tembakau petani terancam gagal panen disebabkan intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir dan kurang baiknya saluran drainase yang dibuat para petani saat menanam tembakau.
"Disebabkan juga saluran air (drainase) yang buruk, dan petani juga telah melakukan penyiraman kemudian datang hujan yang tidak terduga," kata Sahri.
Putrajab (30) warga Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur salah seorang petani tembakau yang terdampak gagal panen akibat hujan mengaku dirinya rugi dan tidak akan balik modal.
Baca juga: Terendam Air Hujan, 4.245 Hektar Tanaman Tembakau di Lombok Timur Terancam Gagal Panen
"Kami stres, tanaman kami terendam hujan, luas tanam tembakau saya 1 hektar, ya tentu merugi lah perkiraan gak akan balik mudal," kata Putra sapaannya.
Putra mengungkapkan, untuk luas lahan satu hektar, dia menghabiskan biaya produksi sekitar Rp 20 juta rupiah.
Putra berharap bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban dari para petani seperti penambahan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) ke pada para petani.
"Ya semoga ada tambahan dana DBH CHT, kalau tahun lalu saya dapat 1,5 juta, semoga ada tambahan tahun ini jadi 2 juta lah, untuk meringankan beban kami sebagai petani," pinta Putra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.