BIMA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat 215 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah ini selama Januari sampai Juni 2023.
Dari 215 kasus tersebut, 6 orang di antaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.
"Selama enam bulan terakhir ini sudah ada enam orang meninggal karena DBD," kata Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Kota Bima, Fitriani saat dikonfirmasi, Kamis (6/7/2023).
Baca juga: 16 Anak di Semarang Meninggal Terkena DBD
Fitriani mengatakan, enam pasien yang dinyatakan meninggal dunia sebagian besar adalah anak di bawah umur.
Mereka rata-rata terlambat ditangani tim medis karena telat dibawa keluarganya untuk berobat ke fasilitas kesehatan.
Menurut dia, 215 kasus DBD yang ditemukan itu menyebar di lima kecamatan di Kota Bima.
"Paling banyak laporan kasus itu ada di Kecamatan Mpuda, karena di sana penduduknya padat," jelasnya.
Baca juga: 16 Anak di Semarang Meninggal Terkena DBD
Menyikapi lonjakan kasus ini, lanjut dia, Dinkes bersama tim medis puskesmas kini intens melakukan penyuluhan agar masyarakat memperhatikan kebersihan lingkungan.
Selain itu, juga mengingatkan ketika mendapati gejala demam tinggi pada anak segera membawanya berobat ke fasilitas kesehatan terdekat, sehingga tim medis bisa segera mengambil tindakan.
"Fogging tetap kita lakukan, terutama di daerah dengan temuan kasus kematian akibat DBD. Paling penting itu adalah menjaga kebersihan lingkungan kita," ujarnya.
Sebelumnya, penyakit DBD ini telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penetapan status tersebut menyusul temuan warga positif DBD selama Januari dan Februari 2023 mencapai 172 orang. Empat orang di antaranya meninggal dunia, dan sisanya dinyatakan sembuh.
Baca juga: Jutaan Nyamuk Berbakteri Wolbachia Akan Dilepas di Buleleng demi Turunkan Kasus DBD
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Syarifuddin mengungkapkan, tingginya kasus DBD salah satunya karena hampir di semua lingkungan ada jentik nyamuk Aedes Aegypti.
Hal itu berdasarkan hasil penelusuran yang sudah dilakukan oleh tim surveilans Dinkes Kota Bima dan puskesmas.
"DBD ini akan berhenti kalau angka bebas jentik kita diatas 95 persen. Kalau kita turun ke lapangan, hampir semua ada jentiknya di lingkungan itu," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (10/2/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.