Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Makam Nyai Tembong, Kucing Ningrat Kesayangan Raja Kasunanan Surakarta

Kompas.com - 26/06/2023, 17:56 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kisah unik datang dari sebuah makam kecil yang masih kokoh berdiri di trotoar yang ada di tepi jalan Ir. Soekarno, yaitu Makam Nyai Tembong.

Makam Nyai Tembongini dapat dikenali dari tulisan aksara jawa pada batu nisan tersebut, yang dibaca Klangenan Dalem Nyai Tembong.

Baca juga: Kisah Makam Tumenggung Endranata yang Diinjak-injak Peziarah di Pajimatan Imogiri

Ternyata Nyai Tembong bukanlah seorang manusia, melainkan seekor kucing yang disayangi oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X yang memerintah tahun 1893 sampai 1939..

Lokasi Makam Nyai Tembong ini masuk ke dalam wilayah Dusun Tanjunganom, Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Baca juga: Cerita Rakyat Ki Ageng Mangir dan Alasan Separuh Makamnya Berada Di Luar Tembok

Sosok Kucing Hitam Bernama Nyai Tembong

Dilansir dari TribunSolo.com, KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro yang merupakan keturunan IV atau Canggah Dalem Pakubuwono X mengungkap wujud kucing yang bernama Nyai Tembong ini.

"Wujud kucingnya berwarna hitam, dan matanya juga hitam," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (31/10/2021).

Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan

Kucing raja Kasunanan Surakarta ini berjenis Candramawa, dengan ciri-ciri kucing berwarna hitam.

Dikutip dari laman intisari.grid.id, konon Nyai Tembong dapat membuat hewan yang dilihatnya menjadi lemas.

Kehadiran Nyai Tembong juga dapat membuat lahan dan kandang bersih dari hama yang mengganggu.

Sementara terkait keberadaan makam tersebut, tidak ada catatan pasti kapan Nyai Tembong meninggal dan dibuatkan makamnya.

Selain karena pada nisannya tidak tertulis tahun kematian, tidak ditemukan pula dokumen resmi yang menyebutkan kematian atau pembangunan makamnya.

Mengapa Makam Nyai Tembong Berada di Trotoar?

KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro juga mengungkap bagaimana makam kucing raja itu bisa ada di lokasi tersebut.

Konon, kawasan tersebut dulunya dijadikan areal pemakaman untuk hewan peliharaan Raja Kasunanan Surakarta.

Diperkirakan, makam itu sudah ada antara tahun 1893 hingga 1939, saat masa kepemimpinan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta.

Dulunya, kawasan tersebut dijadikan areal makam hewan peliharaan raja, terutama untuk memakamkan gajah, kerbau, dan kuda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com