NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga Desa Binusan Dalam, Nunukan, Kalimantan Utara masih terus berusaha meraih mimpinya untuk menikmati listrik PLN.
Wilayah Desa yang berada satu daratan atau sekitar 13 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Nunukan ini, masih hidup layaknya zaman dulu.
Tidak sedikit warganya masih memanfaatkan kaleng susu bekas dengan tempat sumbu dan diisi minyak tanah, untuk penerangan.
Baca juga: Cerita Jurnalis Kompas.com Saat Pelecehan Verbal Terjadi di Gedung KPK
Bagi warga yang sedikit mampu, mereka membeli lampu charger dan harus menuju wilayah yang sudah teraliri listrik PLN.
"Sedikit aneh dan layak menjadi perhatian. Lokasinya tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten. Tapi masih banyak warga yang pakai lampu teplok untuk penerangan rumahnya di malam hari," ujar Ketua RT 11 Desa Binusan Dalam, Sappe, Senin (19/6/2023).
Sappe menuturkan, warga wilayah kota tentu akan tertawa terbahak-bahak, saat melihat anak-anak Desa Binusan Dalam yang belajar dengan lampu teplok.
Karena, lubang hidungnya akan menghitam akibat menghirup asap yang muncul dari nyala api di sumbu lampu teplok terlalu lama.
"Wacana Pemerintah selama ini membangun dari pinggiran. Terus terang kami sedikit sinis dengan itu. Realita yang kami hadapi, Desa Binusan Dalam yang satu hamparan dengan Pusat Kotanya Nunukan saja kondisinya masih seperti jaman kemerdekaan," imbuh Sappe.
Di Desa Binusan Dalam, ada 4 RT, masing masing RT 7, RT 8, RT 9, dan RT 11, dengan sekitar 200 KK, yang selalu berjuang demi menggapai impian mendapatkan listrik PLN.
Baca juga: Cerita SBY soal Mimpinya Naik Kereta Bersama Mega Dinilai Bukan Sinyal Koalisi, tapi…
Aparatur RT sebagai pemerintahan terkecil, menggalang dukungan dengan berkoordinasi dengan Kodim 0911/Nunukan, terus bermohon ke PLN Rayon Nunukan, mengirim proposal ke Pemerintah Provinsi Kaltara.
Namun sayangnya, sampai hari ini, mimpi Desanya bisa diterangi listrik PLN seperti Desa Desa sebelahnya, tak kunjung wujud.
"Apa dengan kondisi seperti ini, kami masih harus percaya wacana membangun dari pinggiran? Kami merasa pembangunan hanya untuk wilayah tertentu, bukan wilayah pedalaman macam kami," tegasnya.
Kondisi lucu terkait lampu, juga sering menjadi bahan guyon dan lawakan sesama warga Desa Binusan Dalam.
Bagaimana tidak, pemerintah pusat, mengalokasikan sekitar 230 unit bola lampu solar cell untuk seluruh Desa Binusan dan Binusan Dalam, dengan total 15 RT dan sekitar 6000-an penduduk.
Tentu, jumlah tersebut jauh dari kata cukup. Sehingga ada jadwal bergilir peminjaman lampu solar cell yang dibuat.
Baca juga: Cerita Suporter Tetap Nonton Laga meski Kecewa Tak Ada Messi, Terhibur dengan Kedatangan Garnacho