Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Kepala Puskemas Sodonghilir Soal Pasien Meninggal Usai Ditolak, Sanksi Nakes akan Dibahas

Kompas.com - 16/06/2023, 17:43 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Pasien meninggal dunia bernama Abdul Basir (45) lantaran diduga tidak dilayani tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya.

Korban warga Dusun Bojong, Kampung CIkalapa, Desa Sepatnunggal, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tidak dilayani lantaran ruang puskesmas yang penuh.

Tanggapan Puskesmas Sodonghilir

Kepala Puskesmas Sodonghilir, Popon Herlina, mengatakan bahwa saat ini, pihaknya akan melakukan konsultasi dengan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya.

“Besok (Jumat, 16/6/2023) saya akan konsultasi ke Dinkes Kabupaten Tasikmalaya untuk membahas sanksi terhadap oknum nakes ini,” terangnya dilansir dari TribunPriangan.com pada Kamis (15/6/2023) petang.

Baca juga: Pasien Meninggal Diduga Usai Ditolak Puskesmas di Tasikmalaya, Ini Kronologinya

Tambahnya, pihak Puskesmas tidak dapat menjatuhkan sanksi apapun, mengingat oknum nakes tersebut tidak diangkat oleh Puskesmas Sodonghilir.

“Yang bersangkutan merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2021 lalu. Makanya, kami konsultasi dulu dengan pihak Dinkes Kabupaten Tasikmalaya,” pungkasnya.

Tanggapan Sekda Tasikmalaya

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya, Mohamad Zen, menanggapi kasus dugaan penolakan salah satu nakes Puskesmas Sodonghilir terhadap Abdul Basir (45) pada Rabu (14/6/2023) lalu.

"Saya tidak ingin mendengar lagi kejadian hal seperti itu (red: pasien tidak dilayani karena ruangan di Puskesmas penuh). Ini berlaku untuk semua Puskesmas ya," tegasnya pada Jumat (16/6/2023).

Tambahnya, ia meminta kepada seluruh petugas Puskemas di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat untuk meningkatkan pelayanan.

Bahkan, pihaknya mewajibkan supaya puskesmas menjemput bola jika mendapat informasi terkait masyarat yang mengalami sakit dan butuh pelayanan kesehatan.

Baca juga: Pelajar SMK di Tasikmalaya Tewas Tertabrak KA Malabar, Terseret sampai 100 Meter

"Saya minta masyarakat yang sakit tidak boleh terabaikan. Jangan ada alasan kamar penuh seperti yang terjadi di Kecamatan Sodonghilir," terang Zen.

Petugas puskesmas, lanjutnya, diimbau supaya tidak dengan mudahnya beralasan bahwa ruangan penuh dan berimbas terhadap pelayanan yang terabaikan, apalagi juka kondisinya darurat seperti yang terjadi di Puskemas Sodonghilir.

"Dilayani dulu pasiennya. Jangan sampai hal itu (red: kejadian di Kecamatan Sodonghilir) terjadi kembali dan urusan koordinasi pun harus lebih ditingkatkan antar-pimpinan," usul Zen.

Setiap Puskemas, tambah dia, juga harus bisa mengoptimalkan Puskemas Pembantu (Pustu), mengingat saat ini pihak pemerintah tengah melakukan pengoptimalan Pustu.

"Ratusan Pustu sudah kami rehab supaya pelayanan lebih meningkat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Warga Tasik Meninggal setelah Diduga Ditolak Puskesmas Sodonghilir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com