BLORA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP Cepu menyoroti kinerja Blora Patra Energi (BPE) yang menurun dalam setahun terakhir.
Padahal, sebelumnya BPE sempat menjadi badan usaha milik daerah (BUMD) terbaik se-Indonesia dalam pengelolaan sumur tua.
Asisten manajer operasi dan produksi Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Ardi mengatakan, selama kurang lebih tiga setengah tahun melakukan kontrak kerja sama, BPE sempat menjadi BUMD pengelola sumur tua terbaik di dalam aspek-aspek HSSE (Health, Safety, Security, and Environmental), aspek teknis operasional, aspek produksi, hingga aspek non teknis.
Baca juga: Dugaan Adanya Pengeboran Ilegal di Sumur Tua Ledok Blora Merupakan Tanggung Jawab BPE
"Kenapa bisa terbaik karena kami menilainya konsistensi terutama produksi mereka yang selalu stabil," ucap Ardi saat ditemui wartawan di PEM Akamigas Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (12/6/2023).
Padahal beberapa tahun lalu, nilai ICP (Indonesian Crude Price) atau harga rata-rata minyak mentah Indonesia sempat mengalami penurunan, serta sempat juga terjadi pandemi Covid-19 yang relatif lama.
"Nah hebatnya BPE adalah selama itu terjadi, produksinya tetap stabil. Rata-rata di angka 150 sampai 180 barel minyak per hari. Kami apresiasi di saat yang lainnya produksinya turun, BPE selalu stabil. Nah itu terjadi beberapa tahun," kata dia.
Namun, dalam setahun terakhir pihaknya melihat produksi BPE menurun apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Cuman lemahnya yang sangat menurun adalah bagian koordinasi di lapangan, nah ini yang kami sedikit memberikan nilainya turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," terang dia.
Apabila melihat kontrak kerja sama antara PT Pertamina EP Cepu dengan PT BPE dalam pengelolaan sumur tua tersebut, maka BPE berkewajiban mengatasi segala aspek pengelolaan, seperti aspek operasionalnya ataupun aspek keamanannya.
Baca juga: Diduga Ada Pengeboran Ilegal di Sumur Tua Ledok Blora, Pertamina Cepu Buka Suara
"Jadi kalau ada pihak-pihak lain yang masuk ataupun melakukan aktivitas di sana, maka BPE harus bisa menghandle itu, nah ini yang mungkin koordinasinya masih lemah ya terutama beberapa waktu terakhir ini," jelas dia.
Pihaknya pun berharap dengan kontrak yang masih tersisa sekitar satu setengah tahun ini, BPE dapat memperbaiki kinerjanya terutama dalam aspek koordinasi di lapangan.
"Jadi gitu sih harapan kami BPE bisa kembali dengan performa dulunya cuma satu aja bagian yang agak lemah saat ini adalah koordinasi di lapangan yang masih agak terputus antara BPE dengan para penambang, mungkin ada bagaimana caranya silakan mungkin BUMD BPE bisa mengatur itu ataupun memperbaikinya," harap dia.
Sebelumnya diberitakan, Pertamina EP Cepu menyebut adanya tindakan kepolisian terkait dugaan pengeboran ilegal yang terjadi di salah satu titik sumur wilayah Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, merupakan tanggung jawab dari Blora Patra Energi (BPE).
Baca juga: Pengelola Sumur Tua di Blora Dipanggil Polisi Terkait Dugaan Pengeboran Ilegal
Hal tersebut disampaikan oleh Ardi selaku asisten manajer operasi produksi Pertamina EP Asset 4 Field Cepu saat ditemui wartawan di PEM Akamigas Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (12/6/2023).
"Kalau ada dugaan ilegal drilling itu sebenarnya itu menjadi tanggung jawab BPE harusnya iya," kata Ardi yang sudah mengikuti perkembangan pengelolaan sumur tua sejak tahun 2019 tersebut.
Ardi menjelaskan Pertamina telah memberikan kontrak kerjasama kepada BPE selama lima tahun untuk mengelola sumur tua di wilayah Ledok dengan jumlah sekitar 196 sumur.
"Kita sudah berikan kepercayaan untuk sumur-sumur yang ada, maka kami mengharapkan sumur-sumur itu dikelola dengan baik," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.