Namun yang terjadi saat ini, anak muda Baduy sibuk dengan gadgetnya untuk bermain media sosial hingga berjualan online.
"Jika dibiarkan akan merusak pola hidup masyakarat suku Baduy yang seharusnya bertani. Jika terus bermain medsos dikhawatirkan mereka akan kehilangan keahlian bertani yang merupakan tradisi turunan leluhur Suku Baduy," kata Uday.
Uday yang juga menjabat sebagai Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP), mengungkapkan, berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Lebak pada 2020, ada 9.000 nomor handphone yang tercatat atas nama warga Baduy di Desa Kanekes.
Baca juga: Warga Baduy Minta Internet Dihapus, Pemkab Lebak Bersurat ke Kominfo
Padahal sebelum 2007, komunikasi sesama warga Baduy, masih mengandalkan telepati tapi kini beralih ke ponsel pintar.
Menjamurnya ponsel pintar di Baduy, lanjut Uday, wajib menjadi perhatian karena tidak adanya kontrol terhadap konten yang mereka akses.
Mayoritas yang menggunakan ponsel pintar di Baduy disebut adalah pengguna media sosial, bahkan menjadi YouTuber, TikTok, dan kesenangan lain di internet.
Mereka bebas mengakses konten apa saja dan kapan saja karena saat ini di wilayah Baduy terutama Baduy Luar tersedia sinyal internet.
"Sementara orang tuanya, di samping sibuk berhuma, juga tidak paham apa itu android, medsos dan apa bahayanya dari konten negatif yang merusak cara berfikir dan berperilaku anaknya," ujar Uday yang juga aktif di Komunitas Kebudayaan Banten Heritage.
Baca juga: Warga Baduy Minta Sinyal Internet Dihilangkan dari Wilayahnya
Lembaga Adat Baduy sendiri, kata uday, kerap melakukan razia adat untuk memeriksa keberadaan ponsel pintar dan barang-barang lain hyang semestinya tidak boleh berada di Baduy.
Misalnya, pada 2020, sejumlah barang sitaan hasil razia adat milik warga Baduy dibakar di tepi Sungai Cibarani di Cijahe.
Namun demikian, tidak mudah bagi lembaga Adat untuk mengontrol keberadaan ponsel pintar yang dimiliki oleh ribuan warga Baduy dalam maupun karena bentuknya kecil sehingga mudah disembunyikan ketika ada razia.
"Padahal ponsel pintar adalah salah satu barang haram yang dimiliki oleh warga Baduy," kata dia.