Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo dan Rajanya

Kompas.com - 03/06/2023, 20:38 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan bercorak Islam yang terdapat di Sulawesi Selatan.

Letak Kerajaan Gowa Tallo di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Kerajaan Gowa Tallo adalah gabungan dari dua kerajaan yang berasal dari keturunan sama, yakni Kerajaan Gowa.

Pendiri Kerajaan Gowa adalah Tumanurung Bainea pada awal abad ke-14.

Kerajaan tersebut terbelah menjadi dua pada awal abad ke-15, menjadi Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo.

Pada saat, Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi Kallonna memeimpin pemerintahan, Kerajaan Gowa dan Tallo bersatu.

Sejak saat itu, kedua kerajaan diisebut Kerajaan Gowa Tallo atau Kerajaan Makassar.

Kerajaan Gowa Tallo memasuki masa Islam dan menjadi kesultanan pada abad ke-16.

Baca juga: Kerajaan Gowa-Tallo: Letak, Kehidupan, Peninggalan, dan Keruntuhan

Raja Kesultnan Gowa Tallo yang pertama kali masuk Islam adalah I Mangarangi Daeng Manrabbia (1593-1639) yang bergelar Sultan Alauddin I.

Kerajaan Gowa Tallo

Masa Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo

Kerarajan Gowa Tallo mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin pada tahun 1653.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Gowa Tallo dikenal sebagai negara maritim dan menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur.

Pada bidang sosial, masa pemerintahan Sultan Hasanuddin berhasil memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam, sehingga banyak murid-murid di wilayah tersebut yang belajar agama Islam ke Banten.

Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari timur merupakan sosok yang anti dominasi asing.

Dirinya sangat menentang kehadiran VOC yang saat itu telah berkuasa di Ambon.

Perjuangan melawan VOC dipimpin langsung oleh Sultan Hasanuddin.

Belanda yang menyadari semakin terdesak mengakhiri peperangan dengan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar).

Siasat adu domba tersebut terbukti ampuh dan melahirkan Perjanjian Bongaya yang menjadi awal keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo.

Raja Kerajaan Gowa Tallo

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Gowa-Tallo

Dilansir dari KOMPAS.com (08/05/2021), berikut ini adalah Raja Kerajaan Gowa Tallo.

  1. Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi Kallonna (...-1546 M)
  2. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga (1546-1565 M)
  3. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte.
  4. I Manggorai Daeng Mammeta Karaeng Bonto langkasa Tunijallo (1565-1590 M)
  5. I Tepu Karaeng Daeng Parabbung Tunipasulu (1593 M)
  6. Sultan Alauddin (1593-1639 M)
  7. Sultan Malikussaid (1639-1653 M)
  8. Sultan Hasanuddin (1653-1669 M)
  9. Sultan Amir Hamzah (1669-1674 M)
  10. Sultan Mohammad Ali ( 1674-1677 M)
  11. Sultan Abdul Jalil (1677-1709 M)
  12. Sultan Ismail (1709-1711 M)
  13. Sultan Najamuddin (1711-...)
  14. Sultan Sirajuddin (...-1735 M)
  15. Sultan Abdul Chair (1735-1742 M)
  16. Sultan Abdul Kudus (1742-1753 M)
  17. Sultan Maduddin (1747-1795 M)
  18. Sultan Zainuddin (1767-1769 M)
  19. Sultan Abdul Hadi (1769-1778 M)
  20. Sultan Abdul Rauf (1778-1810 M)
  21. Sultan Muhammad Zainal Abidin (1825-1826 M)
  22. Sultan Abdul Kadir Aididin (1826-1893 M)
  23. Sultan Muhammad Idris (1893-1895 M)
  24. Sultan Muhammad Husain (1895-1906 M)
  25. Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin (1906-1946 M)
  26. Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin (1956-1978 M)
  27. Sultan Alauddin II (2011-2020 M)
  28. Andi Kumala Andi Idjo (2020-sekarang)

Raja Kerajaan Gowa Tallo yang Terkenal

  • Sultan Hasanuddin (1653-1669 M)

Baca juga: Mengenal Sultan Hasanuddin dan Perjuangannya Melawan VOC

Sultan Hasanuddin naik takhta pada tahun 1653 M dan membawa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo.

Makassar pada masa kejayaannya berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menguasai daerah-daerah subur dan daerah yang menunjang keperluan perdagangan.

Wilayah kekuasaannya mencapai Nusa Tenggara Barat.

Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Gowa Tallo berhasil menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur, memajukan pendidikan, dan kebudayaan Islam.

Sultan Agung yang anti terhadap dominasi asing harus menghadapi perlawanan VOC di daerah Maluku.

Belanda yang terdesak mengakhiri peperangan dengan politik adu domba, antara Makassar dan Kerajaan Bone (wilayah kekuasaan Makassar).

Siasat adu domba yang dilakukan Belanda berhasil, hingga Aru Palaka, Raja Kerajaan Bone, bersekutu dengan Belanda.

Pada akhirnya, Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahan setelah bertahun-tahun perang dan menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667.

Dua hari setelah perjanjian, Sultan Hasanuddin turun takhta dan kekuasaan diserahkan kepada Sultan Amir Hamzah.

Perjanjian Bongaya menjadi kemunduran Kerajaan Gowa Tallo. Hal tersebut karena, raja-raja setelah Sultan Hasanuddin tidak lagi raja yang merdeka dalam menentukan politik kenegaraan.

Penulis: Widya Lestari Ningsih | Editor: Nibras Nada Nailufar

Sumber:

www.kompas.com dan adjar.grid.id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Regional
Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Regional
3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

Regional
Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Regional
Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Regional
Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com