Sebenarnya, Guru Drona dapat menyelamatkan diri, namun karena ingin menguji keberanian muridnya. Guru Drona berteriak minta tolong.
Ternyata di antara semua muridnya, hanya Arjuna yang datang memberi pertolongan dengan memanah.
Atas pengabdiannya, Guru Drona menghadiahi Arjuna dengan sebuah astra yang bernama "Brahmasirsa".
Arjuna juga pernah menjadi seorang Brahmana di Goa Mintaraga dengan gelar Begawan Ciptaning.
Dalam kisahnya, Arjuna dijadikan sebagai ksatria oleh para dewa yang bertujuan untuk membinasakan Prabu Niwatkawaca, raja raksasa dari Manimantaka.
Berkat jasanya tersebut, Arjuna diberi beberapa pusaka sakti.
Arjuna berperang melawan para ksatria dari Kurawa dalam perang Baratayudha.
Hampir saja, Arjuna menggunakan senjata pemungkasnya dalam perang Baratayudha berupa panah Pasopati untuk melawan Karna. Dimana, Karna adalah saudara Arjuna namun beda ayah.
Baca juga: Sejarah Candi Semar di Dieng, Pendamping Candi Arjuna
Dalam pertempuran yang terjadi di Kurusetra, Karna sempat terjatuh dan siap menjadi sasaran empuk Arjuna.
Arjuna sempat menahan diri untuk tidak meluncurkkan anak panah, karena mengangap perang Baratayudha adalah perang yang menggunakann aturan.
Setelah melalui pergolakan batin, akhirnya Arjuna melepas pasopati dan tepat mengenai leher Karna.
Karna gugur dalam pertempuran tersebut. Perang dua saudara tersebut dikenal dengan lakon Karna Tandhing.
Penulis: Lukman Hadi Subroto | Editor: Tri Indriawati
Sumber:
bobo.grid.id dan www.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.