Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda Sumbar Ungkap Alasan Pemecatan Imam Masjid Raya

Kompas.com - 23/05/2023, 13:08 WIB
Perdana Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com-Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat Hansastri memberikan klarifikasi terkait pemecatan Imam Masjid Raya Sumbar Albizar.

Hansastri memenuhi panggilan Komisi V DPRD Sumbar yang mengelar rapat kerja dengan Biro Kesra dan pengurus masjid terkait pemecatan itu, Senin (22/5/2023) di Gedung DPRD Sumbar.

"Soal pergantian imam masjid itu sudah melalui mekanisme seleksi. Albizar tidak ikut," kata Hansastri dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V Aida.

Baca juga: Polemik Pemecatan Imam Masjid Raya Sumbar, DPRD Sumbar Panggil Sekda dan Biro Kesra

Hansastri yang merupakan Ketua Umum Masjid Raya Sumbar juga menyebut berdasarkan informasi Albizar sering meninggalkan tugas sebagai imam di masjid yang dibangun dibiayai Pemprov Sumbar itu.

Tindakan itu, kata Hansastri juga telah dilaporkan jemaah ke Gubernur Sumbar Mahyeldi.

Menurut Hansastri, pihaknya setuju untuk memberikan penghargaan lebih kepada imam masjid seperti peningkatan honor dan penyediaan penginapan.

"Soal honor itu perlu ditingkatkan. Kita juga akan upayakan penginapan bagi imam di dekat sana sehingga bisa fokus ke pekerjaannya," kata Hansastri.

Baca juga: Buntut Pemecatan Imam, Jemaah Masjid Raya Sumbar Buat Petisi Minta Pengurus Profesional

Sementara anggota Komisi V DPRD Sumbar Hidayat mempertanyakan adanya jemaah yang mengadu soal tindakan Albizar yang sering meninggalkan tugas.

"Ini perlu diklarifikasi ke yang bersangkutan. Karena sekarang pengurus harian tidak hadir dan Albizar juga tidak hadir maka dalam rapat berikutnya perlu diklarifikasi," kata Hidayat.

 

Hidayat mempertanyakan seleksi imam masjid yang dilakukan pengurus apakah ada standar operasional prosedur (SOP).

"Apakah ada SOP nya? Karena yang terpilih adalah anak Ketua Harian. Ini ada apa," tanya Hidayat.

Hidayat mengusulkan agar dilakukan rekruitmen pengurus secara terbuka dan kader partai tidak diperbolehkan masuk.

"Ada pengurus yang juga kader.partai. Ini perlu diganti. Kita sarankan dilakukan rekruitmen pengurus secara terbuka," kata Hidayat.

Baca juga: Surat Pemecatan Imam Masjid Raya Sumbar Viral di Medsos, Ini Penjelasan Pengurus

Sebelumnya diberitakan, Imam Mesjid Raya Sumatera Barat, Albizar tiba-tiba dipecat dan digantikan anak pengurus.

Surat pemecatan imam yang sudah mengabdi sejak mesjid termegah di Sumbar itu dioperasikan viral di media sosial.

Surat itu tersebar di berbagai WhatsApp grup di Sumbar.

Dalam surat yang dilihat Kompas.com, Minggu (20/5/2023) disebutkan Albizar diberhentikan terhitung 19 Mei 2023 yang ditandatangani Ketua Harian Pengurus Mesjid Raya Sumbar Sobhan Lubis dan Sekretarisnya Mulyadi Muslim.

Buntut pemecatan itu membuat jemaah mengeluarkan petisi dan menggalang tandatangan menolak pemecatan Albizar.

Jemaah juga menuntut pengurus masjid profesional dalam mengelola masjid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com