"Saya tidak tahu itu di bagian mana lagi, ya pasrah saja", katanya.
Meski tidak terlihat pulau, Badco pantang menyerah. Dia terus berupaya untuk berenang. Ia selamat karena mengikatkan dirinya ke wadah air plastik besar sebelum melompat dari perahu.
"Saya berenang dua hari satu setengah malam," kenangnya.
Dia menceritakan selama berenang 30 jam tidak memperoleh asupan makanan sama sekali. Dia hanya mengonsumsi air laut jika haus.
Untuk mempertahankan diri di laut, Badco selalu bergantian menggerakkan kaki dan tangannya.
"Ingat anak saja, saya berenang. Saya mendengar anak sebut saya punya nama. Di situ saya semangat berenang."
Baca juga: 11 Nelayan Asal Rote Terdampar 11 Hari Tanpa Makan dan Minuman di Pulau Kecil di Perairan Australia
Badco baru bertemu Pulau Bedwell pada pagi hari dan bertemu dengan 10 ABK Perahu Dioskuri. Dia diberikan pakaian serta makanan berupa ikan.
Setelah enam hari berada di pulau tersebut, mereka baru ditemukan oleh otoritas Australia yang melakukan patroli menggunakan pesawat.
Dan sekitar satu jam kemudian barulah datang helikopter tim SAR untuk melakukan upaya penyelamatan.
Dia juga menceritakan selama berada di pulau, mereka tidur seadanya dan hanya mengonsumsi air laut.
Meski berhasil selamat, Badco harus kehilangan bapak mertua dan adiknya yang hingga saat ini masih belum ditemukan.
Musibah itu telah dijadikan pengalaman bagi Badco untuk tetap memperhatikan cuaca jika harus melaut lagi.
Baca juga: Australia Selamatkan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar 6 Hari Tanpa Makanan
Bagi Badco, profesi nelayan adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa mendatangkan uang.
Dia mengaku sekali melaut selama 12 hingga 14 hari, dirinya bisa memperoleh penghasilan Rp 20 juta hingga Rp30 juta.
Sementara itu dari data yang diterima Kepala Desa Papela, Sugiarto, ada delapan nelayan yang hilang yakni Arsad Saleh, Salman Kawak, Safrudin Jalating, Harno Acing, Muhammad Yamin, Rendi, Jun, dan Iven.