Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Badco Said Selamat Saat Perahunya Dihantam Badai di Perairan Australia, Renang 30 Jam, Sang Adik Hilang

Kompas.com - 05/05/2023, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 11 nelayan Indonesia yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdampar selama enam hari di pulau kecil di perairan Australia, setelah dihantam Siklon Tropis Ilsa.

Ke-11 nelayan tersebut mencakup 10 ABK dari Kapal Dioskuri 01 dan satu ABK dari Perahu Motor Putri Jaya.

Pada Senin (7/4/2023), mereka diselamatkan otoritas Australia di Pulau Bedwell, Rowley Shoals, Australia Barat.

Setelah beberapa minggu, 11 nelayan terebut dipulangkan ke kampung halamannya di Rote Ndao dan tiba pada Senin (1/5/2023).

Baca juga: Tangisan Sang Ibu Menyambut Anaknya yang Terdampar di Australia Pulang ke Rote Ndao: Bahagia tapi Menyakitkan

Salah satu nelayan yang selamat adalah Badco Said Jalating (24).

Ia berhasil lolos saat kapalnya dihantam badai Isla di perairan perbatasan antara Australi dan Indonesia.

Bado Said adalah satu-satunya ABK Perahu Motor Putri Jaya yang selamat. Sementara delapan ABK lainnya dinyatakan hilang, termasuk saudara kandung Badco, Syafrudin Jalating.

Awalnya Badi Said melaut bersama adiknya, Syafrudin Jalating serta nelayan lainnya pada 7 April 2023.

Walau sempat dilarang oleh sang ibu karena angin yang sangat kencang, mereka tetap berangkat karena diperintah oleh juragan atau nahkoda kapal yakni Arsad Saleh.

Baca juga: 11 Nelayan Asal NTT yang Terdampar di Australia Tiba di Kampung Halaman

Genggaman tangan sang adik terlepas

Dua perahu nelayan asal Pulau Rote, NTT, diterjang Siklon Tropis Ilsa.AMSA via BBC Indonesia Dua perahu nelayan asal Pulau Rote, NTT, diterjang Siklon Tropis Ilsa.
Badco Said Jalating bercerita pada tanggal 12 April, sekitar tengah malam, perahu mereka dihantam gelombang dan angin kencang. Perahu mereka tiba-tiba terbalik.

"Saat terbalik kita sembilan orang masih terkumpul," kata Badco.

Dalam keadaan gelap gulita, dia sempat menggenggam tangan adiknya, Syafrudin Jalating, sambil memegang badan perahu yang terbalik.

Tapi karena benturan kayu dan gelombang besar, tangan adiknya terlepas. Mereka pun terpisah sejak saat itu.

"Saya pegang tangan adik saya dan pegang perahu. Tapi karena benturan dari kayu, adik saya terlepas," kata Badco menceritakan peristiwa tersebut.

Pada pagi harinya, Badco telah berada di laut biru dan terus terbawa arus.

Baca juga: Detik-detik Penyelamatan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar di Australia, 6 Hari Tanpa Makanan

"Saya tidak tahu itu di bagian mana lagi, ya pasrah saja", katanya.

Meski tidak terlihat pulau, Badco pantang menyerah. Dia terus berupaya untuk berenang. Ia selamat karena mengikatkan dirinya ke wadah air plastik besar sebelum melompat dari perahu.

"Saya berenang dua hari satu setengah malam," kenangnya.

Dia menceritakan selama berenang 30 jam tidak memperoleh asupan makanan sama sekali. Dia hanya mengonsumsi air laut jika haus.

Untuk mempertahankan diri di laut, Badco selalu bergantian menggerakkan kaki dan tangannya.

"Ingat anak saja, saya berenang. Saya mendengar anak sebut saya punya nama. Di situ saya semangat berenang."

Baca juga: 11 Nelayan Asal Rote Terdampar 11 Hari Tanpa Makan dan Minuman di Pulau Kecil di Perairan Australia

Badco baru bertemu Pulau Bedwell pada pagi hari dan bertemu dengan 10 ABK Perahu Dioskuri. Dia diberikan pakaian serta makanan berupa ikan.

Setelah enam hari berada di pulau tersebut, mereka baru ditemukan oleh otoritas Australia yang melakukan patroli menggunakan pesawat.

Dan sekitar satu jam kemudian barulah datang helikopter tim SAR untuk melakukan upaya penyelamatan.

Dia juga menceritakan selama berada di pulau, mereka tidur seadanya dan hanya mengonsumsi air laut.

Meski berhasil selamat, Badco harus kehilangan bapak mertua dan adiknya yang hingga saat ini masih belum ditemukan.

Musibah itu telah dijadikan pengalaman bagi Badco untuk tetap memperhatikan cuaca jika harus melaut lagi.

Baca juga: Australia Selamatkan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar 6 Hari Tanpa Makanan

Bagi Badco, profesi nelayan adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa mendatangkan uang.

Dia mengaku sekali melaut selama 12 hingga 14 hari, dirinya bisa memperoleh penghasilan Rp 20 juta hingga Rp30 juta.

Sementara itu dari data yang diterima Kepala Desa Papela, Sugiarto, ada delapan nelayan yang hilang yakni Arsad Saleh, Salman Kawak, Safrudin Jalating, Harno Acing, Muhammad Yamin, Rendi, Jun, dan Iven.

Nusiaga mengatakan, menurut kesaksian Badco, delapan orang itu tidak selamat karena perahu terbalik

Sebelas nelayan Indonesia pun berhasil diselamatkan dan tiba di Darwin pada Rabu (19/04) pukul 13.00 waktu setempat, setelah sempat menjalani pemeriksaan medis di Rumah Sakit Broome, Australia Barat.

Mereka ditempatkan di detensi imigrasi Northern Alternative Place of Detention (NAPOD) di Hotel Frontier Darwin, sambil menunggu proses repatriasi atau pemulangan.

Baca juga: Kemenlu Pastikan 11 Nelayan WNI yang Terdampar di Australia Bakal Dipulangkan ke RI

Dalam berita resmi yang disampaikan Konsulat RI di Darwin kepada Pemerintah Provinsi NTT, 11 nelayan itu ditetapkan sebagai Non-warga negara Australia yang Melanggar Hukum (Unlawful Non Citizens/UNCs) dan ditahan berdasarkan Migration Act 1958 karena telah memasuki zona penangkapan ikan Australia.

Namun, setelah mempertimbangkan beberapa hal, termasuk trauma yang dialami para nelayan, pihak berwenang Australia memutuskan untuk melakukan repatriasi tanpa melalui suatu proses pengadilan.

SUMBER: BBC Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com