Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Mahasiswa yang Dipulangkan dari Sudan, Sempat Tiarap Saat Dievakuasi dan Terancam Gagal Wisuda

Kompas.com - 02/05/2023, 11:31 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Fina Annisa (23) mahasiswa jurusan Ilmu Hadis di Internasional University of Afrika (IUA) Sudan terpaksa harus dipulangkan ke kampung halamannya di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat akibat perang.

Annisa bersama rekan mahasiswa lainnya tiba di Bandara Internasional Lombok pada Senin (1/5/2023) sore.

Baca juga: Cerita Mahasiswa yang Dipulangkan dari Sudan, Sempat Diperiksa Tentara dan Diminta Hapus Video Perang

Nisa sapaan akrabnya, menuturkan kondisi konflik di Sudan yang melibatkan tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) di Kota Khartoum.

Sebelum ada serangan senjata, ada sejumlah warga yang melakukan aksi demonstrasi hingga akhirnya terjadi konflik senjata antara kedua kubu militer pada 15 April 2023.

"Kita baru bangun, sekitar jam 09.00 pagi tiba-tiba ada suara ledakan yang terus bertubi, kebetulan berasal dari markas RSF yang berada dekat pas di belakang asrama kita," kata Nisa saat ditemui, Senin (1/5/2023).

Baca juga: Pelukan Ferawati untuk Putranya yang Dipulangkan dari Sudan, Studi Terpaksa Berhenti karena Perang

Bukannya mereda, baku tembak justru semakin menjadi-jadi, sehingga dirinya dan beberapa penghuni asrama harus dievakuasi ke aula kampus. Mereka dievakuasi dengan cara tiarap.

"Saat itu kita memang dievakuasi di aula kampus, tapi itu jarak (lokasi) pertempuran itu masih sangat dekat, lokasi baku tembaknya, bahkan kita diminta tiarap," kata Nisa.

Nisa menyebutkan, para mahasiswa tinggal di aula kampus sekitar seminggu dengan rasa takut dan was-was. Dia khawatir ada peluru nyasar yang mengarah ke lokasi tersebut.

Menurutnya, pada Sabtu 23 April 2023, atau setelah Lebaran, ada perjanjian gencatan senjata antara kedua kubu yang berkonflik. Para mahasiswa asal Indonesia, termasuk Nisa kemudian dievakuasi oleh KBRI.

"Karena ada perjanjian gencatan senjata itu kita bisa dievakuasi, itu perjalanan sekitar 10 jam dari kampusnya di Khartoum menuju Sawakim Pelabuhan Timur Sudan. Itu pun dalam perjalanan darat itu ada masih perang, suara tembakan terdengar di sekitar. Kita pun menjalani 15 pemeriksaan oleh tentara selama perjalanan evakuasi itu," kata Nisa.

Baca juga: Cerita Fitri, Rumah Majikannya Hancur dalam Perang di Sudan: Antara Hidup dan Mati

Asap tampak mengepul di Khartoum, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Bentrokan sengit antara militer Sudan dan pasukan paramiliter kuat di negara itu meletus di ibu kota dan di tempat lain setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara kedua kekuatan.AP PHOTO/MARWAN ALI Asap tampak mengepul di Khartoum, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Bentrokan sengit antara militer Sudan dan pasukan paramiliter kuat di negara itu meletus di ibu kota dan di tempat lain setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara kedua kekuatan.

Nisa yang merupakan mahasiswa semester 7 itu dan akan wisuda pada bulan Oktober 2023 mendatang terancam gagal wisuda karena konflik masih memanas di Sudan.

"Bayangkan saya semester 7, akan wisuda Oktober ini, terpaksa harus balik karena perang, saya sangat sedih gitu, saya sangat sayangkan," kata Nisa.

Jika konflik Sudan memaksanya menghentikan kuliah, Nisa berharap pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Provinsi NTB dapat memberikan kesempatan padanya untuk berkuliah pada semester yang sama.

"Harapan kami terutama mahasiswa di Sudan ini, semoga Pemerintah NTB, entah bagaimana caranya agar dapat melanjutkan studi sesuai jenjang semesternya, tidak mungkin kita harus mengulang di semester awal lagi, kan kasihan kita yang sudah berjuang lama," kata Anisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Serahkan Formulir Pendaftaran Bacabup, Mantan Wabup Banyumas Berharap Dapat Rekomendasi PDI-P

Serahkan Formulir Pendaftaran Bacabup, Mantan Wabup Banyumas Berharap Dapat Rekomendasi PDI-P

Regional
Caleg Terpilih DPRD Dompu Dilaporkan atas Dugaan Ijazah Palsu

Caleg Terpilih DPRD Dompu Dilaporkan atas Dugaan Ijazah Palsu

Regional
Penumpang Kapal Feri Ceburkan Diri ke Laut, Diduga Depresi 

Penumpang Kapal Feri Ceburkan Diri ke Laut, Diduga Depresi 

Regional
Dilepas Ribuan Orang, Masa Jabatan Wali Kota Padang Berakhir Hari Ini

Dilepas Ribuan Orang, Masa Jabatan Wali Kota Padang Berakhir Hari Ini

Regional
Bayi Berusia 5 Hari Dibunuh dan Jasadnya Dibuang ke Kebun Sawit di Kampar, Riau

Bayi Berusia 5 Hari Dibunuh dan Jasadnya Dibuang ke Kebun Sawit di Kampar, Riau

Regional
2 Pasangan Calon Independen Mendaftar untuk Pilkada Lhokseumawe

2 Pasangan Calon Independen Mendaftar untuk Pilkada Lhokseumawe

Regional
Pria di Sumsel Tewas Saat Nonton Organ Tunggal, Diduga 'Overdosis' Ekstasi

Pria di Sumsel Tewas Saat Nonton Organ Tunggal, Diduga "Overdosis" Ekstasi

Regional
Bus AKAP Masuk Jurang Sedalam 50 Meter di Lampung

Bus AKAP Masuk Jurang Sedalam 50 Meter di Lampung

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pilkada Kota Semarang 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Kota Semarang 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Regional
Cerita Ace, Berawal dari Pramuka Kini Jadi Koordinator Tagana Jateng

Cerita Ace, Berawal dari Pramuka Kini Jadi Koordinator Tagana Jateng

Regional
Banjir Lahar di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas 43 Orang

Banjir Lahar di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas 43 Orang

Regional
Mengantuk, Pelajar Bonceng Tiga di Magelang Nyungsep di Sungai Pabelan, Dirawat di RSUD Muntilan

Mengantuk, Pelajar Bonceng Tiga di Magelang Nyungsep di Sungai Pabelan, Dirawat di RSUD Muntilan

Regional
Kisah Liza Mencari 5 Anggota Keluarganya yang Hilang Usai 'Galodo' Sumbar Menerjang

Kisah Liza Mencari 5 Anggota Keluarganya yang Hilang Usai "Galodo" Sumbar Menerjang

Regional
Pilkada Banten 2024 Dipastikan Tak Ada Pasangan Calon Independen

Pilkada Banten 2024 Dipastikan Tak Ada Pasangan Calon Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com