Salin Artikel

Kesaksian Mahasiswa yang Dipulangkan dari Sudan, Sempat Tiarap Saat Dievakuasi dan Terancam Gagal Wisuda

Annisa bersama rekan mahasiswa lainnya tiba di Bandara Internasional Lombok pada Senin (1/5/2023) sore.

Nisa sapaan akrabnya, menuturkan kondisi konflik di Sudan yang melibatkan tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) di Kota Khartoum.

Sebelum ada serangan senjata, ada sejumlah warga yang melakukan aksi demonstrasi hingga akhirnya terjadi konflik senjata antara kedua kubu militer pada 15 April 2023.

"Kita baru bangun, sekitar jam 09.00 pagi tiba-tiba ada suara ledakan yang terus bertubi, kebetulan berasal dari markas RSF yang berada dekat pas di belakang asrama kita," kata Nisa saat ditemui, Senin (1/5/2023).

Bukannya mereda, baku tembak justru semakin menjadi-jadi, sehingga dirinya dan beberapa penghuni asrama harus dievakuasi ke aula kampus. Mereka dievakuasi dengan cara tiarap.

"Saat itu kita memang dievakuasi di aula kampus, tapi itu jarak (lokasi) pertempuran itu masih sangat dekat, lokasi baku tembaknya, bahkan kita diminta tiarap," kata Nisa.

Nisa menyebutkan, para mahasiswa tinggal di aula kampus sekitar seminggu dengan rasa takut dan was-was. Dia khawatir ada peluru nyasar yang mengarah ke lokasi tersebut.

Menurutnya, pada Sabtu 23 April 2023, atau setelah Lebaran, ada perjanjian gencatan senjata antara kedua kubu yang berkonflik. Para mahasiswa asal Indonesia, termasuk Nisa kemudian dievakuasi oleh KBRI.

"Karena ada perjanjian gencatan senjata itu kita bisa dievakuasi, itu perjalanan sekitar 10 jam dari kampusnya di Khartoum menuju Sawakim Pelabuhan Timur Sudan. Itu pun dalam perjalanan darat itu ada masih perang, suara tembakan terdengar di sekitar. Kita pun menjalani 15 pemeriksaan oleh tentara selama perjalanan evakuasi itu," kata Nisa.

Nisa yang merupakan mahasiswa semester 7 itu dan akan wisuda pada bulan Oktober 2023 mendatang terancam gagal wisuda karena konflik masih memanas di Sudan.

"Bayangkan saya semester 7, akan wisuda Oktober ini, terpaksa harus balik karena perang, saya sangat sedih gitu, saya sangat sayangkan," kata Nisa.

Jika konflik Sudan memaksanya menghentikan kuliah, Nisa berharap pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Provinsi NTB dapat memberikan kesempatan padanya untuk berkuliah pada semester yang sama.

"Harapan kami terutama mahasiswa di Sudan ini, semoga Pemerintah NTB, entah bagaimana caranya agar dapat melanjutkan studi sesuai jenjang semesternya, tidak mungkin kita harus mengulang di semester awal lagi, kan kasihan kita yang sudah berjuang lama," kata Anisa.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/02/113137678/kesaksian-mahasiswa-yang-dipulangkan-dari-sudan-sempat-tiarap-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke