Salah satunya adalah GudFest 2022 yang seharusnya menghadirkan artis internasional seperti Lauv, Honne, Chvrches dan juga musisi lokal seperti Reality Club, Fariz RM dan Rendy Pandugo.
Sayangnya, festival musik tersebut dibatalkan hanya tiga hari sebelum tanggal yang dijadwalkan. Walau GudFest akhirnya ditunda bukan dibatalkan, promotor berjanji akan mengembalikan uang mereka yang sudah membeli tiket secepat mungkin.
Pada Desember 2022, pihak promotor menjanjikan proses refund diperkirakan selesai dalam 30-60 hari. Namun sampai Februari, banyak korban yang masih belum mendapatkan uang mereka kembali.
Menurut keterangan terakhir pada akun Instagramnya, periode pengajuan refund masih diperpanjang sampai 30 April 2023.
Bahkan, promotor acara tersebut, GUDLIVE, membuat acara baru yakni Gudfest 2023. Namun, festival itu kemudian dibatalkan lima hari sebelum tanggal acara. Dengan alasan, adanya pihak yang menyuarakan sentimen negatif tentang proses refund Gudfest 2022.
Baca juga: Saat Wakil KSAD Pamer Skill Gitar di Konser 30 Tahun Dewa 19 di Bandung...
Sementara itu, Fosfen Music Festival gagal diselenggarakan di Bandung pada November 2022. Tak dipungkiri, promotor acara menyiarkan info penundaan acara hanya beberapa jam sebelum acara dimulai.
Beberapa musisi yang mengumumkan batal pentas di acara tersebut, di antaranya, Seringai, The Sigit, Danilla, Bilal Indrajaya, Grrrl Gang, hingga Lomba Sihir.
Pembatalan ini bukan yang pertama. Semula Fosfen Music Festival dijadwalkan akan digelar pada 27-28 Agustus 2022. Namun, kemudian diundur menjadi 12-13 November 2022.
Menurut laporan beberapa media, sampai pertengahan Februari, para pembeli tiket Fosfen Fest masih belum mendapatkan uang mereka kembali.
Terakhir, ada pula Berdendang Bergoyang Festival yang semula digelar selama tiga hari dihentikan dengan alasan keselamatan dan keamanan penonton.
Festival yang digelar di Istora Senayan pada 28-30 Oktober itu dihentikan setelah polisi mencabut izin penyelenggaraan.
Baca juga: Puan dan Iriana Hadiri Konser Dewa 19 di Bandung, Tak Duduk Berdampingan, Masing-masing Dapat Lagu
Pencabutan izin itu dilakukan karena alasan potensi gangguan ancaman terhadap keselamatan penonton setelah 27 orang pingsan pada hari pertama dan kericuhan terjadi pada hari kedua.
Sampai sekarang pun, proses refund untuk acara Berdendang dan Bergoyang hari kedua dan ketiga masih belum sepenuhnya tuntas.
Terkait insiden-insiden seperti itu, Melanie Subono mengatakan bahwa kebanyakan promotor cenderung terlalu bergantung pada uang hasil penjualan tiket untuk memastikan jalannya acara.
“Padahal belum tentu yang beli segitu, sehingga terjadilah utang. Itu paling bete. Peraturan nomor satu dalam mengadakan event adalah jangan pernah bergantung pada uang tiket. Karena itu namanya berjudi,” kata Melanie.
Menurut dia, hal paling utama yang harus dipikirkan adalah kematangan persiapan, kemampuan, dan support. Sebab, lebih baik mengecilkan skala acara daripada membatalkannya setelah tiket laris.
“Kalau punya uang Rp5 perak tenaganya cuma dua, ya ukur kemampuan. Dan jangan pernah gengsi mengatakan, 'ternyata saya tidak bisa'.
“Kalau nanti uang tiket masuk biarkan itu menjadi bonus kalau ada yang beli. Intinya, lakukan sekemampuan lu, gitu. Lebih baik cancel atau mengecilkan ketimbang menipu,“ ujarnya.
Jika promotor belum memberikan banyak informasi selain artis yang diundang, sambungnya, calon penonton konser bisa langsung menghubungi pihak manajemen artis tersebut.
“Kalau enggak percaya, ya udah langsung tanyain ke artisnya. Rata-rata manager artis terbuka dengan jadwal-jadwal manggung artis mereka.
“Terus juga jangan gampang transaksi pokoknya. Kalau sudah dengan Google Form gitu jangan pokoknya. Kalau udah curiga, terus enggak pakai aplikasi resmi enggak usah,“ katanya.
Selain itu, ia juga menyarankan agar masyarakat mencari tahu siapa promotor di balik acara yang akan diselenggarakan. Jika promotor itu punya riwayat cukup baik dalam membawakan acara, bisa saja acara itu dapat dipercaya.
Baca juga: Tiket Kurang Laku, Konser Feskala Mahasiswa UM Tuai Utang Ratusan Juta Rupiah
“Jadi menurutku kalau promotornya udah genah, kita tahu ini siapa di baliknya itu berarti aman. Jadi enggak usah takut,“ ungkap Annisa.
Bahkan, ia mengatakan bahwa grup WhatsApp yang dulunya sempat menjadi tempat korban-korban penipuan berkedok festival musik berkoordinasi, kini telah berubah menjadi grup info konser.
Sehingga, setiap kali ada acara musik baru di Pontianak, para anggota grup itu dapat sama-sama memverifikasi kebenarannya.
“Nanti adminnya yang cek ke promotor musik di Pontianak, benar enggak ada info ini? Jadi kami lebih hati-hati sih sekarang. Pokoknya kalau ada info [acara] musik, kami langsung kirim ke grup nanyain ke admin. Kalau admin bilang aman, baru kami berani beli,” kata Annisa sambil tertawa.
Ia menambahkan saat ini grup itu sudah berisi lebih dari 900 anggota dari yang sebelumnya hanya sekitar 100 orang.
”Karena kan udah bukan grup ini lagi. Udah bukan grup penipuan lagi. Jadi banyak yang join buat tahu info konser.
Baca juga: Soal Konser Feskala, Pihak UM Benarkan Adanya Utang Ratusan Juta Rupiah
Promotor acara musik Kiki Aulia Ucup setuju dengan kiat-kiat Annisa dalam memverifikasi kebenaran sebuah acara musik. Ia mengatakan di era digital ini, seharusnya cukup mudah bagi seorang yang ingin menonton konser untuk memvalidasi sendiri acara yang ingin ia datangi.
“Hal lainnya kalau emang enggak mau ribet nanya ya beli tiketnya di hari-H. Cuma ada risiko pasti ya, kalau beli tiket di hari H bisa jadi kehabisan kalau ternyata konsernya emang asli ya pasti kehabisan tiketnya atau harganya sudah mahal."
Lebih lanjut, Ucup mengatakan bahwa kasus penipuan berkedok acara musik itu membawa efek berkelanjutan. Di tengah para penonton menjadi semakin waspada, para promotor acara musik pun harus berpikir lebih keras dalam membuat strategi promosi dan pengaturan acara tersebut.
”Yang baiknya orang makin berkurasi, makin berstrategi untuk bagaimana caranya bisa percaya, dan penontonnya juga makin bisa menilai untuk memvalidasinya.
”Misalnya di luar kota ada suatu festival baru, yang tampil seru-seru banget ya harus ada proses validasi dulu juga. Jangan sampai urgensi mendapatkan tiket murah dikedepankan,” lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.