Terlihat jumlahnya tak sedikit karena berserakan di sejumlah titik.
Salah satu warga Desa Sinargalih, Eki Gian Syahriar (30) mengatakan, sampah tersebut telah dibiarkan menumpuk selama bertahun-tahun.
Para pemuda di sana, kata dia, kerap membersihkan hingga mengangkut sampah ke tempat semestinya, namun tumpukan sampah kembali terjadi di titik tersebut.
Baca juga: Limbah Medis Terbungkus 2 Plastik Besar Ditemukan di TPS Bangkalan, Ada Kantong Darah Tertulis HIV
"Mungkin sejauh ini karena mayoritas masyarakat di kampung tidak tahu apa-apa dan tingkat kepedulian juga masih minim, jadi tumpukan sampah terus terjadi," ujar Eki saat berbincang dengan Tribun, Jumat (28/4/2023).
"Padahal tempat tersebut sangat tidak layak menjadi tempat pembuangan sampah, mengingat lokasinya berdekatan dengan sungai," tambah dia.
Parahnya lagi, saat bersih-bersih yang dilakukan belum lama ini, ditemukan limbah medis sehingga sangat membahayakan.
Padahal, menurutnya, limbah medis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) itu harus dikelola dengan baik karena sangat membahayakan.
“Ini sangat parah, apalagi ditemukan limbah medis di lokasi tumpukan sampah, padahal limbah medis itu tidak bisa dibuang sembarangan dan harus ada penanganan khusus," kata dia.
Baca juga: Limbah Medis Berserakan di Pantai Banyuwangi, Ada Jarum Suntik dan Botol Vial
"Sampah medisnya komplek banget, mulai jarum bekas, terus obat kadaluarsa, bekas cangkang obat, pampers dikarungin," ucap warga Blok Gunung Seureuh itu.
Eki menduga, limbah medis itu datang dari fasilitas kesehatan di daerahnya karena ditemukan bekas obat tablet bekas konsumsi.
Pihaknya juga sempat menindaklanjuti ke instansi terkait, namun belum ada respon hingga hari ini.
"Kalau dilihat dari jenis sampah medisnya indikasi puskesmas, karena ditemukan bekas obat tablet konsumsi yang mana di daerah sini yang menerima pasien rawat inap hanya puskesmas," jelas dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Soal Penemuan Limbah Medis di Majalengka, Dinkes: Tidak Ditemukan Barang Bahan Berbahaya dan Beracun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.