Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi 3 Bocah Perempuan Tewas di Bekas Tambang Pasir, Terungkap berkat Sandal Jepit

Kompas.com - 18/04/2023, 12:35 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Polresta Banyuwangi menelusuri penyebab tiga bocah perempuan tewas di kubangan air bekas tambang pasir galian c.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan sejumlah fakta bahwa ketiga bocah malang itu sempat beraktivitas di areal tambang sebelum akhirnya tewas tenggelam.

Ketiga korban itu adalah SAM (9), SMM (6), dan ADP (8). Ketiganya berasal dari Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.

Kapolsek Sempu AKP Karyadi mengatakan, pada Senin (17/4/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, ketiga bocah malang itu saling mengajak untuk bermain di areal tambang di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu.

Baca juga: 3 Bocah Perempuan di Banyuwangi Tewas Tenggelam di Kubangan Air Tambang Pasir

Tambang pasir galian c tersebut lokasinya tidak begitu jauh dari areal permukiman warga.

Hingga waktu sore, ketiga bocah mungil tersebut tak kunjung balik ke rumah. Sekitar pukul 16.00 WIB, akhirnya korban dicari oleh pihak keluarga.

"Korban ini diketahui mulai kemarin bermain di areal tambang," kata AKP Karyadi kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2023).

Sandal korban ditemukan

Pencarian lalu berlanjut sampai di areal tambang pasir. Di area tersebut, sandal korban ditemukan sehingga muncul dugaan bahwa para korban berada di kubangan air bekas tambang.

Ternyata benar, satu bocah ditemukan mengapung di bekas area tambang tersebut.

Panik melihat ada mayat mengapung, saksi kemudian berteriak meminta tolong kepada para tetangga dan warga yang lain.

Setelah warga berdatangan, jenazah korban lalu dievakuasi untuk diangkat dari kubangan air.

Pencarian secara manual kembali dilakukan, tetapi hasilnya nihil.

Warga merasa yakin dua bocah yang belum ditemukan itu berada di kubangan air. Hal itu terlihat dari adanya dua pasang sandal di sekitar kubangan air tersebut.

Karena pencarian manual tidak membuahkan hasil, warga akhirnya menggunakan alat berat ekskavator untuk mencari korban lain di dasar air.

"Kedalamannya kurang lebih dua meter setengah. Jadi cukup dalam," kata Kepala Desa Tegalarum Achmad Turmudzi.

Pencarian dengan alat berat membuahkan hasil. Dua orang korban berhasil ditemukan.

Para korban dibawa ke Puskesmas Sempu.

Kapolsek Sempu AKP Karyadi mengatakan, jenazah korban sudah diperiksa secara medis. Namun, saat para korban hendak diotopsi, pihak keluarga menolak.

"Pihak keluarga menolak anaknya diotopsi," ungkap AKP Karyadi.

Ketiganya kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Resomulyo, Desa Genteng Wetan.

Status tambang pasir masih aktif

Kubangan air bekas galian c tambang pasir, tempat meninggalnya tiga bocah malang itu, rupanya masih aktif beroperasi.

"Status tambang aktif beroperasi," ungkap Kepala Desa Tegalarum Achmad Turmudzi.

Baca juga: Polisi Gerebek 5 Lokasi Tambang Emas Ilegal di Bengkayang Kalbar, 19 Orang Ditangkap

Tambang tersebut berada di perbatasan antara Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu; dan Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.

"Itu milik Pak Imam Muslih, warga Kecamatan Gambiran," ungkap Kades Tegalarum.

Menurut Turmudzi, galian c tambang pasir itu sudah beroperasi di wilayahnya sejak sekitar lima tahun yang lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com