KOMPAS.com - Stasiun Solo Jebres merupakan salah satu stasiun kereta api di Kota Surakarta yang sempat melayani perhentian kereta api kelas ekonomi dengan tujuan Jakarta dan Surabaya.
Tak hanya melayani transportasi kereta api penumpang, stasiun ini juga berfungsi sebagai stasiun barang atau kargo ke beberapa kota.
Baca juga: Stasiun Solo Kota, Stasiun Lawas Termuda yang Bersejarah di Kota Solo
Lokasi Stasiun Solo Jebres terletak di area yang strategis, yaitu berada di Jalan Urip Sumoharjo, Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Terletak pada ketinggian 97 meter di atas permukaan laut, Stasiun Solo Jebres berada di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta.
Baca juga: Stasiun Solo Balapan, dari Sejarah hingga Rute Kereta Api
Keindahan bangunan cagar budaya ini juga membuat Stasiun Solo Jebres juga dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata khusus sejarah dan edukasi di Kota Surakarta.
Baca juga: Ini Peron Termegah di Indonesia, Terletak di Stasiun Solo Balapan
Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, Stasiun Solo Jebres dibangun pada tahun 1884 oleh Pemerintah Kasunanan Surakarta melalui perusahaan kereta api Hindia Belanda Staats Spoorwegen (SS).
Berbeda dengan stasiun lain yang terletak di jalur milik Staats Spoorwegen (SS), Stasiun Solo Jebres dibangun di bekas jalur milik Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) bersamaan dengan jalur kereta api Samarang–Vorstenlanden.
Pembangunan stasiun ini tidak terlepas dari eksistensi Solo sebagai kota kerajaan, sehingga Pemerintah Hindia Belanda perlu melancarkan diplomasi dengan kerajaan yang ada di Kota Solo itu.
Adapun tujuan awal pembangunan Stasiun Solo Jebres adalah untuk membantu pengangkutan komoditas hasil tanaman industri seperti gula dan tembakau yang menjadi andalan wilayah Karesidenan Surakarta.
Rute pengangkutan komoditas tersebut akan dikirim dari Jebres menuju Pelabuhan Cilacap, baru kemudian dikirim ke Eropa melalui jalur laut.
Namun pada perkembangannya, pengiriman dialihkan langsung menuju Pelabuhan Tanjung Priok di Batavia setelah jalur Kroya-Cirebon tersambung pada tahun 1917.
Sementara dilansir dari laman indonesia.go.id, Stasiun Solo Jebres juga memiliki keistimewaan sebagai pusat transportasi utama keluarga Keraton Kasunanan jika akan menuju Batavia dan Surabaya.
Tak heran jika di stasiun ini juga terdapat sebuah ruangan tunggu khusus raja.
Dilansir dari laman Kemendikbud, pada awal abad ke-20, rute tram dalam kota yang berasal dari stasiun Bangak Boyolali-stasiun Purwosari, hingga Beteng, diteruskan hingga Stasiun Jebres.
Jalur yang dilalui tram Beteng Vastenburg - Jebres adalah Pasar Gede, menyeberangi Jembatan Kali Pepe, melewati Warung Pelem pasar Ledoksari, hinga Stasiun Jebres.