GROBOGAN, KOMPAS.com - Awal pekan lalu, Senin (10/4/2023) sore adalah duka yang mendalam bagi Srikayati (59) dan ketiga anaknya warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Asmuri (69), suami Srikayati, mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan selama belasan hari di RS Panti Rahayu Yakkum, Purwodadi.
Buruh tani itu meninggal dunia di kamar rumahnya selang satu hari selepas dipulangkan dari rumah sakit.
Baca juga: Gara-gara Sakit Hati Sering Diusir, Keponakan Bunuh Paman di Sukabumi, Ini Kronologinya
"Minggu sore pulang, Senin sore suami saya berpulang. Inalillahi wa innailaihi rojiun," tangis Srikayati saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (16/4/2023).
Srikayati menuturkan, pada Kamis (23/3/2023) malam, suaminya yang sedang berjalan kaki tertabrak pengendara motor matik di jalan desa tak jauh dari rumahnya.
"Malam Jumat, pulang shalat tarawih kedua, suami saya tertabrak motor Vario yang dikendarai Kuswanto warga desa sebelah, Desa Nambuhan," tutur Srikayati.
Seketika itu juga, Asmuri yang kritis langsung dilarikan ke RS Yakkum untuk dirawat intensif. Kasus kecelakaan itupun juga sudah dilaporkan ke Polsek Purwodadi.
Merujuk hasil diagnosis tim medis, kata Srikayati, suaminya itu dinyatakan menderita gegar otak berat akibat benturan keras pada bagian kepala.
"Masuk IGD, ICU, HCU dan Ruang Durian selama 17 hari," terang Srikayati.
Baca juga: Menunggak, Mahasiswa Asal Manokwari di 3 Daerah Diusir dari Kos, Bupati: Segera Dibayar
Selama lebih dua pekan dirawat, ujar Srikayati, kondisi kesehatan suaminya itu belum juga menunjukkan perkembangan signifikan. Dirundung gelisah tak karuan menyoal kesembuhan suaminya, Srikayati pun hanya bisa berpasrah diri.
"Belum pulih, namun sudah bisa melek. Saya hanya bisa berdoa," kata Srikayati.
Singkat kata, Srikayati yang begitu sabar menjaga suaminya di ranjang pesakitan justru kian merasa terbebani dengan sikap dan perkataan tenaga kesehatan yang bertugas mengurus suaminya.
Mereka, kata Srikayati, berulang kali mempersilakan keluarga petani itu untuk buru-buru berkemas.
"Perawatnya galak-galak. Kami terus saja diusir diminta untuk pergi. Kalau lama-lama katanya akan ketularan penyakit. Apa karena kami orang tak punya? Saya jengkel kalau ingat itu, padahal suami saya masih sakit dengan banyak selang di tubuhnya," tangis Srikayati.
Tak tahan diperlakukan seperti itu, sambung Srikayati, keluarga akhirnya dengan sangat terpaksa membawa pulang Asmuri untuk dirawat secara mandiri di rumah. Mereka mengaku sakit hati dan kecewa dengan pelayanan RS Yakkum.
Baca juga: Viral Kakek Sakit Tiduran di Teras Toko Kosong Diduga Diusir Keluarga, Polisi Antar Pulang