KOMPAS.com - Oro-oro Kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah meletus beberapa kali pada Selasa (11/4/2023) sore hingga Rabu (12/4/2023) pagi.
Meletusnya lumpur di kawah Oro-oro Kesong juga menewaskan satu warga, Warino (25) yang sedang berada di kandang sapi di sekitaran Oro-oro Kesongo.
Sebelumnya kawah lumpur Oro-oro Kesongo juga sempat erupsi pada Februari 2023 dan September 2021.
Baca juga: Erupsi Oro-oro Kesongo Blora Telan Korban Jiwa, Polisi Larang Warga Mendekat
Oro Oro Kesongo atau kawah lumpur Kesongo adalah sebuah fenomena alam berupa tanah yang memiliki aktivitas berupa semburan lumpur dan gas belerang.
Lokasi Oro Oro Kesongo berada di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan tak jauh dari kawah lumpur Bleduk Kuwu, Kabupatena Grobogan, Jawa Tengah.
Menurut mitologi masyarakat, asal muasal "Kesongo" erat kaitannya dengan kisah Prabu Ajisaka dan putranya yang berwujud ular naga raksasa, Jaka Linglung di masa Kerajaan Medang Kamulan.
Dikisahkan Prabu Ajisaka tak menyukai fisik dan tabiatnya anaknya, Jaka Linglung dan berusaha untuk menyingkirkan sang putra.
Baca juga: Warga Sekitar Ungkap Tanda-tanda Oro-oro Kesongo di Blora Meletus
Ia pun berjanji akan mengakui Jaka Linglung sebagai putranya dengan syarat Jaka Linglung menumpas Bajul Putih (siluman buaya putih) yang menebar teror di kawasan Pantai Selatan.
Di luar dugaan, Jaka Linglung berhasil membunuh Bajul Putih yang merupakan penjelmaan Prabu Dewata Cengkar, seorang raja kanibal yang pernah dikalahkan oleh Ajisaka.
Mengetahui hal tersebut, Ajisaka memerintahkan putranya untuk bertapa di tengah hutan tanpa makan dan minum.
Patuh dengan perintah sang ayah, Jaka Linglung pun bertapa dengan membuka mulutnya lebar-lebar hingga menyerupai gua.
Ratusan tahun kemudian, ada 10 anak desa yang menggembala ternak di sekitar tempat Jaka Linglung bertapa.
Mereka kemudian berteduh di gua yang tak lain mulut Jaka Linglung. Lalu seorang anak yang memiliki penyakit kulit dipaksa keluar dari gua oleh sembilan rekannya yang merasa jijik.
Melihat itu, Jaka Linglung pun menelan sembilan anak tersebut. Selain itu Jaka Linglung kesakitan saat sembilan anak itu usil membacokkan golok ke gua yang tak lain mulut Jaka Linglung.
Salah satu anak yang selamat pun berlari meminta pertolongan kepada warga. Cerita itu pun terdengar ke telinga Prabu Ajisaka.