Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Owen Philips dan Bencana Kelaparan Pasca-letusan Tambora 1815

Kompas.com - 07/04/2023, 07:15 WIB
Junaidin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Meletusnya Gunung Tambora yang dulu dikenal para penjelajah dengan sebutan Gunung Aram, Kengkelu hingga Tomboro tersebut, tidak saja menghancurkan daratan di Semenanjung Sanggar.

Dua kerajaan kecil, yakni Kerajaan Pekat dan Tambora juga musnah bersama lebih kurang 10.000 penduduknya. Sementara dari jarak 62 kilometer di ujung timur Tambora, ribuan orang dilanda penyakit dan kelaparan.

Tiga bulan sesudah letusan itu, 37.000 orang meninggal dan babi hutan keluar untuk memangsa mayat yang tidak terkubur. Di Dompu, orang-orang memakan dedaunan, sedangkan di Bima orang membunuh dan memakan kuda-kuda terbaik.

Baca juga: Gubernur NTB Wacanakan Miliki Museum untuk Mengenang Letusan Gunung Rinjani dan Tambora

Tidak kalah memperihatinkan, saat itu orang-orang rela menjual diri sebagai budak kepada pedagang dari Maluku dan Sulawesi hanya untuk bisa keluar dari tanah airnya yang sudah porak-poranda oleh letusan Tambora.

"Selama setahun sesudahnya yang melarikan diri berjumlah sebanyak yang meninggal. Populasi Sumbawa berkurang sampai setengahnya," tulis Tim Hanningan dalam buku berjudul Raffles dan Invansi Inggris ke Jawa yang diterjemahkan oleh Bima Sudiarto pada 2015.

Penggiat Sejarah Dompu, Nurhaedah mengemukakan, letusan dahsyat Gunung Tambora 1815 silam terjadi pada masa pemerintahan Sultan Dompu yang ke-17, yakni Sultan Abdul Rasul (1808-1857).

Baca juga: Taman Nasional Gunung Tambora: Sejarah, Flora dan Fauna, hingga Potensi Wisata

Pada saat itu, pusat pemerintah Kesultanan Dompu berada di Bata, Kelurahan Kandai I. Namun, karena dahsyatnya letusan Tambora membuat Istana Bata tertutup abu vulkanik.

"Karena tertutup abu dan tidak dapat didiami lagi, Sultan Abdul Rasul II memindah lokasi istana ke lokasi baru, lokasinya di Masjid Baiturrahman saat ini. Oleh karena itu, Sultan Abdul Rasul II ketika wafat diberi gelar Aumerta Ma Waa Bata Bou," kata Nurhaedah.

Letusan Gunung Tambora merupakan malapetaka terbesar bagi Pulau Sumbawa. Karena selain membuat dua kerajaan, yakni Papekat dan Tambora sirna tertimbun lahar panas bersama raja serta seluruh rakyatnya, empat kerjaan lain yang tersisa, yakni Dompu, Sumbawa, Sanggar dan Bima hidup dalam kesengsaraan yang cukup panjang.

"Akibat letusan itu yang musnah hanya dua kerajaan, yaitu Pekat dan Tambora. Sementara empat kerajaan lain tidak musnah, kalau dibilang utuh tidak juga karena Kesultanan Dompu saja sampai pindah istananya. Tapi secara pemerintahan masih utuh semua empat kerajaan yang tersisa itu," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com