Selain makanan tambahan, penanganan stunting di Kota Kupang melalui orangtua asuh.
Orangtua asuh kata dia, tidak hanya pemerintah, tapi masyarakat yang mampu, perbankan maupun pengusaha dan pihak terkait lainnya.
"Ini yang kita dorong untuk percepatan penangan stunting bisa lebih cepat," kata dia.
Termasuk juga, pemberian obat cacing di Puskesmas bagi anak bawah lima tahun dan juga anak stunting.
Pihaknya juga, akan memperhatikan kebersihan sanitasi dan juga air bersih masyarakat, sehingga balita bisa bebas dari cacingan.
Baca juga: Menepis Stigma Negatif Gagal Mengasuh Anak, Begini Kisah Para Orangtua Balita Stunting di Semarang
Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, mengatakan, program pemberian makanan tambahan ini, tidak hanya fokus pada masalah kesehatan tapi pada perputaran ekonomi melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM), sebagai penyedia bahan makanan tambahan dari bahan lokal seperti kelor dan produk pangan asal NTT.
"Sehingga dana yang digelontorkan dari Pemerintah Pusat semua terbelanja di NTT dari UMKM lokal bukan produk pabrik dari luar NTT. Kita mau anggaran itu dirasakan oleh pelaku UMKM di NTT," ujarnya
Pelaku UMKM kelor yang merupakan Founder Dapur Kelor Dedy Krisnandi mengatakan, kelor bisa menjadi produk unggulan lokal yang dikembangkan para pelaku UMKM.
"Kelor ini salah satu yang bisa mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat NTT, karena mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT juga menekan stunting," ujar Dedy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.