Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Nakes di Labuan Bajo Perangi Tengkes, Dilatih di "Stunting Center" dan Terjun Melawan Mitos

Kompas.com - 03/04/2023, 06:00 WIB
Nansianus Taris,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Ia melanjutkan, setelah mengikuti pelatihan di Stunting Center of Excellence, para nakes bisa mengaplikasikan ilmu mereka di wilayah masing-masing, sehingga, laju stunting di Manggarai Barat bisa ditekan.

Tantangan di lapangan

Rina mengaku, penanganan stunting di lapangan tak selamanya berjalan mulus. Selalu ada suka dan duka.

"Sukanya, ya, ketika saat ada sosialisasi atau Posyandu, sasaran datang. Sehingga kita tidak sia-sia turun ke lapangan," ungkapnya.

Di lapangan, kata dia, para nakes selalu belajar dari masyarakat, terus menganalisis kompleksnya masalah stunting. Sebab, satu anak dengan yang lainnya selalu memiliki kasus yang berbeda.

"Ketika melihat Balita stunting yang diintervensi sudah tidak stunting lagi itu merupakan kebahagiaan luar biasa. Ketika ibu hamil melahirkan bayi tidak stunting. Ketika ibu bisa menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan ketika ibu memberikan makanan lokal bergizi bagi bayi sesuai dengan umurnya," imbuh dia.

Baca juga: 3.000 Balita di Magetan Menderita Stunting, Pemkab Anggarkan Rp 800 Juta untuk Beli Susu

Melawan mitos

Bagi Rina, mengedukasi masyarakat menjadi tantangan besar penanganan stunting selama ini.

Masih banyak masyarakat mempercayai berbagai mitos seperti makan udang membuat tubuh menjadi bungkuk.

Kemudian ada hari-hari yang dianggap pamali untuk memberikan makanan tertentu, dan keyakinan memberikan kopi untuk kekuatan jantung bayi.

"Kami melakukan door to door untuk mengedukasi bersam tim 1.000 Days Fund. Kami edukasi tentang apa stunting, bahaya stunting, dan cara cegahnya. Kita tidak bosan mengedukasi masyarakat untuk mematahkan mitos yang mereka percaya," ungkap dia.

Tantangan lain di lapangan, kata dia, saat edukasi di Balita stunting, ada kebiasaan keluarga tertentu, yang lebih mengutamakan kebutuhan orangtua dibandingkan anak-anaknya.

"Pagi hari, bapak-bapak utamakan kopi dan rokok. Sementara kepenuhan hak balita akan makanan bergizi dikesampingkan. Jadinya, balita sarapan nasi dengan kopi teh dan air sayur. Tidak ada protein hewani dan sebagainya untuk mendukung tumbuh kembang anak," katanya.

Baca juga: Angka Stunting Kota Malang 8,9 Persen, ASN Pemkot Diminta Jadi Orangtua Asuh

Tantangan terberat yang dialami selama di lapangan, dirinya bersama tim ditolak warga saat memberi edukasi pada keluarga dengan anak balita.

"Saat itu kami sweeping balita yang tidak datang posyandu. Orangtuanya memang tidak mau datang posyandu dan tidak mau anaknya diimunisasi karena kepercayaan tertentu," ungkap.

Prevalensi stunting di Labuan Bajo

Ilustrasi stunting pada anak.Freepik/pikisuperstar Ilustrasi stunting pada anak.

Rina mengklaim, prevalensi stunting di Labuan Bajo selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan.

Prevalensi stunting di Labuan Bajo tahun 2018 berada di angka 28 persen. Tahun 2019 turun menjadi 23 persen.

Lalu tahun 2020 17,8 persen, tahun 2021 turun jadi 11,7 persen, dan tahun 2022 naik 12,7 persen.

"Per Agustus 2022, kita telah mengukur 4.613 anak diukur di 12 desa. Dari jumlah itu terdapat 588 yang stunting," jelas dia.

Baca juga: Angka Stunting Kota Malang 8,9 Persen, ASN Pemkot Diminta Jadi Orangtua Asuh

Faktor-faktor keluarga stunting yang kerap ditemui di lapangan, antara lain keluarga merokok, bumil kekurangan energi kronis (KEK) tidak mendapatkan asi eksklusif, riwayat kecacingan, tidak punya jamban, dan keluarga atau tetangga TBC.

Pihaknya mengadvokasi pembangunan jamban bagi keluarga yang belum mempunyai jamban. Namun, kadang menemui kendala warga tidak memiliki tanah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

43 Biksu Thudong Asal Thailand Mulai Berjalan Kaki dari Semarang ke Candi Borobudur

43 Biksu Thudong Asal Thailand Mulai Berjalan Kaki dari Semarang ke Candi Borobudur

Regional
PDAM Sebut Air Baku Sungai Bengawan Solo Masih Bisa Diolah meski Tercemar

PDAM Sebut Air Baku Sungai Bengawan Solo Masih Bisa Diolah meski Tercemar

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Regional
Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Regional
Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Regional
Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Regional
Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Regional
Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Regional
Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Regional
IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

Regional
Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Regional
Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Regional
HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

Regional
Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com