Namun secara total hingga kasus terungkap, ada 68 saksi yang telah dipanggil.
Dari hasil otopsi, ditemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban.
Sementara itu, pihak keluarga dokter Mawar juga mengungkap ada sejumlah kejanggalan saat melihat kondisi jenazah.
"Setelah dibuka, kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan," kata keluarga dokter Mawar, Sermon Runtuk, seperti dilansir dari Tribunnews.
Sedangkan salah satu teman korban mengatakan bahwa Dokter Mawar sempat mengeluhkan mengenai keamanan di sekitar rumah dinasnya.
Baca juga: Pembunuh Dokter Paru di Nabire Ditangkap, Pelaku Ternyata Petugas Cleaning Service RSUD
Setelah 20 hari semenjak kematian Dokter Mawar, polisi mengungkapkan penyebab kematian korban.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D.Fakhiri mengatakan, penanaganan kasus ini dilakukan dengan kehati-hatian.
"Kami kembangkan dengan menggunakan Scientific Crime Investigation dilakukan dengan penuh kehati-hatian," katanya, Rabu (29/3/2023).
Polisi menangkap tersangka setelah memeriksa sisa air liur di tubuh korban.
Kemudian polisi memanggil ulang para saksi yang diduga terlibat dalam kasus itu, hingga akhirnya menjurus ke KW yang kini ditetapkan sebagai tersangka.
Penyidik juga menemukan ponsel yang disembunyikan oleh tersangka di salah satu ruang di RSUD Nabire.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Nabire Selama Ramadhan 2023
Fakhiri mengatakan, Dokter Mawar dibunuh oleh seorang petugas kebersihan RSUD Nabire berinisial KW.
Kepada polisi, KW mengaku sakit hati.
"Dari hasil pemeriksaan, KW mengaku bila dirinya yang melakukan pembunuhan karena sakit hati akibat honor Covid-19 dipotong," ungkap Fakhiri, Rabu (28/3/2023), seperti dilansir dari Antara.
Hingga kini polisi masih menyelidiki apakah ada kemungkinan tersangka lain dalam kasus ini.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews, Antara