Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Presiden, Jangan Hanya Resmikan Jalan Labuan Bajo-Golo Mori, Tolong Perhatikan Nasib Kami"

Kompas.com - 23/03/2023, 13:38 WIB
Nansianus Taris,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Para sopir truk pengangkut material proyek pembangunan jalan Labuan Bajo-Golo Mori melakukan aksi unjuk rasa di Kantor PT. WIKA Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (23/3/2023).

Mereka menuntut agar pihak manajemen memperhatikan kesejahteraan dan hak para sopir truk yang diduga belum dibayarkan dalam pembangunan jalan Labuan Bajo-Golo Mori.

Massa aksi menggeruduk Kantor PT. Wijaya Karya (WIKA) selaku kontraktor pelaksana nasional yang menelan anggaran Rp 481 miliar itu.

Baca juga: Presiden Jokowi: Golo Mori Ini Bagus, Tengok Kiri Kanan Semuanya Indah

Minta hak dipenuhi

Felix Ratu salah seorang sopir, meminta Presiden Jokowi untuk tidak hanya meresmikan jalan Labuan Bajo-Golo Mori, tetapi juga memperhatikan hak para pekerja.

"Pak Presiden, jangan hanya resmikan jalan (Labuan Bajo-Golo Mori), tolong perhatikan nasib kami, istri dan anak kami butuh makan," ungkap Felix kepada awak media, Kamis siang.

"Seharusnya kemarin Pak Presiden cek juga nasib para pekerja sebelum resmikan jalan Labuan Bajo-Golo Mori," sambung dia.

Baca juga: Resmikan Jalan Labuan Bajo-Golo Mori, Presiden Jokowi: Ini Akan Memperbaiki Konektivitas

Felix mengatakan, sebelum Presiden Jokowi datang untuk meresmikan jalan Labuan Bajo-Golo Mori pada pekan lalu, pihak kontraktor memaksa mereka untuk lembur.

"Anehnya giliran pekerjaan kami sudah selesai pembayarannya pun ditunda terus dengan berbagai alasan. Kami kerja di sini untuk menghidupi istri dan anak kami," ungkapnya.


Menurutnya, persoalan itu seharusnya menjadi perhatian pemerintah pusat agar ke depannya semua proyek yang dianggarkan dari APBN dikerjakan oleh kontraktor yang bertanggung jawab.

Hal yang sama diungkapkan, Yosep Serong subkontraktor pelaksana itu.

Dia mengatakan, kontraktor pelaksana nasional belum membayar biaya pengangkutan gorong-gorong pengerjaan proyek jalan Labuan Bajo-Golo Mori sekitar Rp 13 miliar.

Baca juga: Kapolda NTT Akan Tindak Tegas Pihak yang Ganggu Pembangunan KEK Golo Mori Labuan Bajo

"Kalau total yang belum dibayar oleh PT. WIKA itu sekitar Rp 13 miliar dari nilai kontrak sebesar 18 miliar, karena yang lainnya itu sudah dibayarkan," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, aksi demonstrasi itu dilakukan karena para sopir truk pengangkut material mendesak haknya segera dipenuhi, namun uang belum dapat dicairkan.

"Kami sudah sering kali datang menemui manajer projek PT. WIKA, tetapi selalu beralasan, kami juga dituntut sama sopir ini. Kasian mereka, sudah kerja banting tulang, tetapi pembayarannya pun ditunda-tunda," ungkapnya.

Baca juga: Jadi Venue KTT ASEAN 2023, Ini Progres Kawasan MICE di Golo Mori NTT

Penjelasan kontraktor pelaksana nasional

Sementara itu, Manajer Projek PT Wijaya Karya, Teguh Agung Lukmawan, mengatakan saat ini berkas tagihan dikirim ke kantor pusat dan masih dalam proses verifikasi.

"Saat ini berkas tagihan yang sudah lengkap dan benar masih proses verifikasi di pusat Jakarta. Memang butuh waktu, kami tetap berupaya agar segera cepat selesai dan terbayarkan sesuai jatuh tempo pembayaran," jelas Teguh saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis.

Terkait tuntutan dari para sopir, kata dia, pihaknya sudah melaporkan ke pusat agar segera diproses dan prioritaskan berkas yang sudah lengkap.

"Akan segera dibayarkan langsung ke masing-masing vendor, mandor dan tenaga kerja. Sudah kami informasikan juga ke setiap vendor, mandor, dan tenaga kerja, untuk setiap update prosesnya masing-masing," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com