Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Urgensi Menegakkan Aturan terhadap Turis Asing di Bali

Kompas.com - 22/03/2023, 06:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELAKANGAN mulai mencuat satu per satu tingkah polah turis asing di Bali. Mulai dari kasus berkendara secara serampangan di jalanan tanpa mengindahkan aturan lalu lintas, meremehkan aparat penegak hukum, bersitegang dengan pemangku adat, dan juga kedapatan bekerja secara ilegal di Bali.

Misalnya video yang viral, yakni kasus turis dari Rusia yang kurang apresiatif terhadap penegak hukum kita di Bali belum lama ini.

Memang perlu dipahami bahwa setiap turis memiliki karakter bawaan masing-masing, tergantung negara asalnya.

WNA melakukan tindakan senonoh di Gunung Agung, Bali.Twitter WNA melakukan tindakan senonoh di Gunung Agung, Bali.
Seperti turis dari Rusia yang biasanya memang kurang sensitif, mengingat, misalnya, sistem ekonomi negara Beruang Merah yang tidak terlalu bergantung kepada sektor pariwisata sehingga rakyatnya kurang terlalu cakap dalam berinteraksi dengan budaya lain di luar Rusia.

Tentu hal itu bukan rumus umum, karena saya sangat yakin masih banyak turis Rusia yang berlaku sebaliknya, yakni ramah dan respek terhadap segala aturan main yang ada di destinasi-destinasi wisata di dunia.

Contoh lainnya adalah turis China, misalnya. Banyak cerita berkembang bahwa mereka datang secara terorganisir, sebagian menikmati subsidi dari negaranya, berbelanja dengan aplikasi fintek milik perusahaan China di spot-spot perbelanjaan yang sudah menjadi rekanan penyelenggara perjalanan wisatanya, menginap di hotel yang sudah bekerja sama dengan sistem pembayaran online yang mereka gunakan, sehingga seolah-olah datang ke Bali hanya untuk buang sampah, daki, dan kotoran saja.

Meskipun begitu, layaknya turis lainnya, seperti turis Rusia, sambutan dan pelayanan oleh tuan rumah tetap harus diberikan sebagaimana layaknya.

Bukan hanya karena Bali adalah daerah wisata yang membutuhkan para turis sebagai sumber pendapatan utamanya, tapi juga karena begitulah memang sepatutnya sikap kita kepada warga negara lain yang datang berkunjung, jika kita juga ingin diperlakukan sama di negara mereka.

Namun jika menyangkut aturan main, sebaiknya tidak ada kompromi. Jika ada aturan yang dilanggar atau norma setempat yang tak dihormati, perlakuan tegas dari aparat pun harus diberikan, tanpa pandang bulu.

Aturan harus ditegakkan di Bali layaknya di wilayah Indonesia lainnya. Begitulah kedaulatan sebuah negara dijalankan (ditegakkan).

Perkembangan kasus-kasus perilaku turis asing di Bali seperti di atas memang cukup mengkhawatirkan kita sebagai warga negara Indonesia.

Bali memang sudah terkenal sebagai magnet wisata berkaliber internasional. Dengan kata lain, Pulau Dewata adalah salah satu destinasi kebanggaan kita.

Bahkan penyelenggaraan event sebesar KTT APEC dan G20 menuai pujian luar biasa, karena diselenggarakannya di Bali.

Namun, Bali semestinya tidak saja representasi Indonesia sebagai negara yang menjunjung Bhinneka Tunggal Ika, representasi hospitalitas warga negara Indonesia, dan representasi indahnya alam serta adat budaya Indonesia, tapi juga representasi Indonesia sebagai negara yang berdaulat, baik secara hukum maupun secara politik.

Karena itu, penegakan hukum Indonesia harus berlaku sama dengan di daerah lain alias tidak diskriminatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com