Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta Talis pada Pekerjaan Kuli Panggul meski Bayaran Tak Sebanding dan Badan Kerap Sakit

Kompas.com - 16/03/2023, 23:16 WIB
Nansianus Taris,
Krisiandi

Tim Redaksi

Namun, jika sepi, ia hanya memperoleh penghasilan Rp 80.000 hingga Rp 100.000.

"Kalau sepi sekali kadang hanya Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Pasti stres kalau sepi sekali. Tapi, mau bagaimana lagi, kita tidak bisa paksa," ujarnya.

Talis mengaku tidak terlalu sulit mencari pelanggan untuk saat ini. Apalagi ia dikenal banyak orang di Pelabuhan TPI dan Dermaga Biru Labuan Bajo.

Baca juga: Belasan Tahun Nuridi Jadi Kuli Panggul di Cirebon, Rahasia Kuatnya Satu: Istri Enggak Marah di Rumah

"Saya hanya cari pelanggan di Dermaga Biru, di TPI dan di Pelabuhan Feri. Untuk pelabuhan Pelni kita tidak masuk. Itu untuk buruh-buruh kapal penumpang. Kalau kita bebas di beberapa tempat itu tergantung orang membutuhkan kita. Kita tidak terikat pada sebuah komunitas atau kelompok organisasi buruh," katanya.

Ia mengaku beberapa kali mengangkut barang dari wisatawan yang hendak trip pulau Komodo. Talis pun tidak mematok upah.

"Tetapi karena mereka memberi ada yang Rp 100.000, Rp 150.000 dan Rp 200.000. Itu bahagianya, kita niat bantu, tetapi diberi upah yang lumayan," ketusnya.

Selalu sakit badan saat pulang

Sedihnya, aku dia, saat pulang ke rumah badan seperti letih, lemah bahkan kehilangan tenaga. Tulang-tulangnya seolah tidak bisa bergerak.

Talis menduga karena ia selalu kerja seharian penuh.

Baca juga: Sosiolog: Kuli Panggul Jadi Ironi di Tengah Pejabat yang Pamer Kemewahan

"Biasanya sehari istrahat jam 12.00 atau jam 13.00. Kemudian sore juga ada yang masih angkut. Lanjut begitu," tutur dia.

Ia menyebutkam, penghasilan sebulan sekarang ini, jika dikalkulasikan bisa sampai Rp 2 hingga 3 juta. Namun, uang itu tidak bisa simpan karena habis membeli kebutuhan hidup sehari-hari.

Pahit tetapi mengharukan

Sejak 2016 hingga kini, Talis memiliki pengalaman pahit yang tidak pernah dilupakan.

Ia pernah pingsan depan sebuah toko di Labuan Bajo. Saat itu, ia berpikir tidak ada yang membantunya. Tetapi, ternyata ada orang baik yang menolongnya dan mengantar ke rumah sakit.

"Orang baik itu juga yang bayar semua biaya perawatan selama di rumah sakit. Itu kalau saya ingat, sampai menangis. Saya terharu betul. Saat kita jatuh, pasti ada yang peduli," katanya.

Baca juga: 42 Tahun Jadi Kuli Panggul di Pasar Legi Solo, Sukiyem Pernah Dibayar Rp 100 hingga Pulang dengan Tangan Kosong

Selama hampir 6 tahun menjadi kuli panggul, menurut Talis, dirinya selalu menjaga kepercayaan pelanggan. Salah satunya adalah tidak pernah merusak barang pelanggan.

"Pelanggan malah mereka lebih suka karena kita angkat mereka punya barang tidak pernah mau merusak mereka punya barang. Intinya tetap kita menjamin keamanan barang milik orang. Jangan buat kecewa pelanggan. Ini supaya mereka selalu cari kita saat mau angkut barang ke kapal," ujar dia.

Hidup jangan gengsi

Baginya, saat ini, mencari pekerjaan sangat sulit. Karena itu, ia berpesan jangan pernah menuntut apa pun kepada siapa pun.

"Kita harus berusaha dari dalam diri sendiri untuk bisa bertahan hidup. Apalagi meminta pekerjaan kepada pemangku kebijakan atau orang penting. Kerja apa saja yang menghasilkan uang. Intinya jangan mencuri," ungkap Talis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com