Namun, jika sepi, ia hanya memperoleh penghasilan Rp 80.000 hingga Rp 100.000.
"Kalau sepi sekali kadang hanya Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Pasti stres kalau sepi sekali. Tapi, mau bagaimana lagi, kita tidak bisa paksa," ujarnya.
Talis mengaku tidak terlalu sulit mencari pelanggan untuk saat ini. Apalagi ia dikenal banyak orang di Pelabuhan TPI dan Dermaga Biru Labuan Bajo.
Baca juga: Belasan Tahun Nuridi Jadi Kuli Panggul di Cirebon, Rahasia Kuatnya Satu: Istri Enggak Marah di Rumah
"Saya hanya cari pelanggan di Dermaga Biru, di TPI dan di Pelabuhan Feri. Untuk pelabuhan Pelni kita tidak masuk. Itu untuk buruh-buruh kapal penumpang. Kalau kita bebas di beberapa tempat itu tergantung orang membutuhkan kita. Kita tidak terikat pada sebuah komunitas atau kelompok organisasi buruh," katanya.
Ia mengaku beberapa kali mengangkut barang dari wisatawan yang hendak trip pulau Komodo. Talis pun tidak mematok upah.
"Tetapi karena mereka memberi ada yang Rp 100.000, Rp 150.000 dan Rp 200.000. Itu bahagianya, kita niat bantu, tetapi diberi upah yang lumayan," ketusnya.
Sedihnya, aku dia, saat pulang ke rumah badan seperti letih, lemah bahkan kehilangan tenaga. Tulang-tulangnya seolah tidak bisa bergerak.
Talis menduga karena ia selalu kerja seharian penuh.
Baca juga: Sosiolog: Kuli Panggul Jadi Ironi di Tengah Pejabat yang Pamer Kemewahan
"Biasanya sehari istrahat jam 12.00 atau jam 13.00. Kemudian sore juga ada yang masih angkut. Lanjut begitu," tutur dia.
Ia menyebutkam, penghasilan sebulan sekarang ini, jika dikalkulasikan bisa sampai Rp 2 hingga 3 juta. Namun, uang itu tidak bisa simpan karena habis membeli kebutuhan hidup sehari-hari.
Sejak 2016 hingga kini, Talis memiliki pengalaman pahit yang tidak pernah dilupakan.
Ia pernah pingsan depan sebuah toko di Labuan Bajo. Saat itu, ia berpikir tidak ada yang membantunya. Tetapi, ternyata ada orang baik yang menolongnya dan mengantar ke rumah sakit.
"Orang baik itu juga yang bayar semua biaya perawatan selama di rumah sakit. Itu kalau saya ingat, sampai menangis. Saya terharu betul. Saat kita jatuh, pasti ada yang peduli," katanya.
Selama hampir 6 tahun menjadi kuli panggul, menurut Talis, dirinya selalu menjaga kepercayaan pelanggan. Salah satunya adalah tidak pernah merusak barang pelanggan.
"Pelanggan malah mereka lebih suka karena kita angkat mereka punya barang tidak pernah mau merusak mereka punya barang. Intinya tetap kita menjamin keamanan barang milik orang. Jangan buat kecewa pelanggan. Ini supaya mereka selalu cari kita saat mau angkut barang ke kapal," ujar dia.
Baginya, saat ini, mencari pekerjaan sangat sulit. Karena itu, ia berpesan jangan pernah menuntut apa pun kepada siapa pun.
"Kita harus berusaha dari dalam diri sendiri untuk bisa bertahan hidup. Apalagi meminta pekerjaan kepada pemangku kebijakan atau orang penting. Kerja apa saja yang menghasilkan uang. Intinya jangan mencuri," ungkap Talis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.