MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menyiapkan anggaran sebesar Rp 21 miliar yang berasal dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menangani keadaan darurat di wilayahnya, termasuk penanganan bencana erupsi Gunung Merapi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno menjelaskan, selain BTT, anggaran juga disiapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta pemerintah pusat dengan skema pengajuan.
"Kalau di BTT kita ada Rp 21 miliar. Selain ada di BPBD dan Dinas Sosial juga sudah ada teralokasi di sana," kata Sumarno, usai menghadiri peringatan HUT Satpol PP tingkat Jateng di halaman kantor Pemkot Magelang, Rabu (15/3/2023).
Baca juga: Hari ke-4 Erupsi Merapi, Belum Ada Laporan Warga Kena ISPA
Dia menjelaskan, BTT bersifat fleksibel yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan terkait kondisi kedaruratan meskipun besarannya tidak bisa dianggarkan secara presisi.
Di Jawa Tengah itu sendiri merupakan daerah yang memiliki potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, hingga erupsi gunung Merapi.
"Dana BTT itu memang disediakan untuk kedaruratan bencana. Tapi namanya bencana kita tidak bisa mengalokasikan anggaran secara presisi sehingga dialokasikan di dalam belanja tidak terduga," imbuh Sumarno.
Sejauh ini, katanya, Pemprov Jawa Tengah telah memberikan bantuan kepada warga terdampak erupsi Gunung Merapi, di antaranya berupa masker dan pembersihan abu vulkanik.
Pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota menyatakan siap siaga jika terjadi kondisi terburuk akibat erupsi Gunung Merapi, yang belakangan ini aktivitasnya meningkat signifikan.
"Kalau terjadi hal buruk, kita kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota (yang terdampak). Bahkan sebelum ada kejadian kita sudah siap siaga," tandas Sumarno.
Sejauh ini pihaknya belum mengidentifikasikan tingkat kerugian material yang dialami masyarakat, utamanya para petani dan peternak, akibat erupsi Merapi sejak Sabtu, 11 Maret 2023 tersebut.
"Sebetulnya hujan abu itu kan juga berkah bagi petani, biasanya menjadi subur. Kalau kondisi di daerah-daerah tertentu masih dari risiko-risiko perlu diantisipasi, tidak melakukan aktivitas di daerah-daerah yang masih bahaya," paparnya.
Untuk itu, dia ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi untuk meningkatkan kewaspadaannya dan terus memantau kondisi gunung api teraktif di Indonesia itu.
Baca juga: Dishub Sleman Perbaiki Lampu Penerangan di Jalur Evakuasi Bencana Gunung Merapi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.