Kepala Badan Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Sugeng Mujiyanto memaparkan, abu vulkanik turun di Magelang karena terbawa angin.
"Angin berhembus kencang di barat laut bawa debu yang banyak ke Magelang," tandasnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menambahkan, luasnya sebaran hujan abu, bahkan mencapai Wonosobo, bukan menandakan erupsinya besar.
"Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga, tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar," sebutnya, dikutip dari Antara.
Baca juga: Hujan Abu Merapi Landa Desa Krinjing Magelang, Relawan: Genteng Sampai Tak Tampak
Menurut Agus, intensitas erupsi pada Sabtu ini disebut menjadi yang terbesar kedua setelah 27 Januari 2021. Waktu itu, terjadi rentetan awan panas lebih dari 52 kali ke arah Kali Boyong.
Pada Sabtu ini, awan panas guguran Gunung Merapi memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya, yakni di alur Kali Bebeng dan Krasak.
Agus menguraikan, berdasarkan pantauan, luncuran awan panas guguran berlangsung pada pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB. Kali ini, jumlah awan panas guguran tercatat sebanyak 24 kali.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Baca juga: Sultan HB X Sebut Gunung Merapi Meletus untuk Tutup Lubang Tambang
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana; Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Antara, TribunJateng.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.