Salin Artikel

Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Sejumlah Kabupaten dan Kota di Jateng, Magelang Diselimuti Abu Tebal

KOMPAS.com - Hujan abu melanda sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah usai Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.

Kabupaten dan Kota Magelang merupakan daerah yang diselimuti hujan abu tebal.

Salah satu warga Kota Magelang, Amalia (35), mengatakan, dirinya melihat hujan abu turun sewaktu mengendarai mobil menuju rumahnya di Kampung Wates, Kecamatan Magelang Utara.

"Saya perjalanan dari Mertoyudan mau pulang. Hujan abu cukup tebal menutup jalan," ujarnya.

Amalia menuturkan, hujan abu tersebut membuat jarak pandang agak berkurang.

Sementara itu, Linda (29), warga Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, menceritakan detik-detik hujan abu tebal menyelimuti tempat tinggalnya.

"Saya dengar dari tetangga, katanya, 'Hujan abu, hujan abu!' Saya keluar rumah dan lihat suasana, langit, itu sudah gelap. Cukup deras hujannya, saya langsung masukin jemuran, motor sama jalanan, daun-daun juga sudah putih-putih kena abu," ucapnya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Magelang Machbub Yani Arfian mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat berada di luar ruangan.

"Semakin ke (wilayah) utara semakin tebal. Kami imbau masyarakat untuk sementara jangan dulu beraktivitas di luar rumah, dan berhati-hati kalau mendesak harus keluar rumah, pakai alat pelindung diri," ungkapnya.

Di Boyolali, hujan abu terjadi di dua desa di Kecamatan Selo, yaitu Klakah dan Tlogolele.

Kepala Desa Klakah Selo Boyolali Marwoto menuturkan, sekitar 45 menit usai Merapi mengeluarkan awan panas guguran, hujan abu mulai turun di daerahnya. Menurut Marwoto, hujan abu yang mengguyur Klakah lumayan tebal dan areanya cukup merata.

"Kondisi Desa Klakah sebagai dampak hujan abu dari puncak Merapi masih aman terkendali. Namun, warga tetap menjaga kewaspadaan sambil mengamati dan menunggu informasi perkembangan terkini," tuturnya, dilansir dari Antara.

Sedangkan, Desa Tlogolele mulai dilanda hujan abu cukup pekat sekitar 30 menit setelah awan panas guguran meluncur.

"Kami dampak hujan abu di Desa Tlogolele kini sedang membagikan masker untuk antisipasi terjadi infeksi saluran pernapasan untuk warga," jelas Kepala Desa Tlogolele Selo L. Ngadi.

Meski berjarak 30-an kilometer dari Gunung Merapi, Kabupaten Temanggung dan Wonosobo turut diguyur hujan abu, tapi intensitasnya tipis.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Toifur Hadi menerangkan, kecamatan yang terkena hujan abu, yakni Kranggan, Selopampang, Tlogomulyo, Temanggung, Bulu, dan Parakan.

"Meskipun hujan abu relatif tipis, kami membagikan masker kepada masyarakat, terutama para pengendara untuk melindungi pernapasan, antara lain dilakukan di Pertigaan Kranggan dan Perempatan Kowangan," terangnya, dikutip dari Antara.

Rizal, warga yang sedang berada di Kampung Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo, menjelaskan, hujan abu mulai terlihat sekitar pukul 14.30 WIB. Ia mengungkapkan, abu tampak jelas di dedaunan, atap rumah, dan kaca kendaraan.

"Saya mengecek abu putih banyak menempel di kaca mobil. Di spion juga terlihat jelas," bebernya, dilansir dari Tribun Jateng.

Adapun di Wonosobo, hujan abu mulai dirasakan masyarakat sekitar pukul 15.00 WIB.

Sindi Dwi, warga Kelurahan Wonosobo Timur, Kecamatan Wonosobo, menyampaikan ia mulanya mengetahui ada hujan abu usai melihat status WhatsApp temannya dan membaca twit di Twitter.

"Setelah itu aku keluar dan lihat daun di depan, malah hujan abu beneran," sebutnya, dikutip dari Tribun Jateng.

Kepala Badan Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Sugeng Mujiyanto memaparkan, abu vulkanik turun di Magelang karena terbawa angin.

"Angin berhembus kencang di barat laut bawa debu yang banyak ke Magelang," tandasnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menambahkan, luasnya sebaran hujan abu, bahkan mencapai Wonosobo, bukan menandakan erupsinya besar.

"Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga, tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar," sebutnya, dikutip dari Antara.

Menurut Agus, intensitas erupsi pada Sabtu ini disebut menjadi yang terbesar kedua setelah 27 Januari 2021. Waktu itu, terjadi rentetan awan panas lebih dari 52 kali ke arah Kali Boyong.

Pada Sabtu ini, awan panas guguran Gunung Merapi memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya, yakni di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Agus menguraikan, berdasarkan pantauan, luncuran awan panas guguran berlangsung pada pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB. Kali ini, jumlah awan panas guguran tercatat sebanyak 24 kali.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana; Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Antara, TribunJateng.com

https://regional.kompas.com/read/2023/03/11/211302178/hujan-abu-gunung-merapi-guyur-sejumlah-kabupaten-dan-kota-di-jateng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke