Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Sejumlah Kabupaten dan Kota di Jateng, Magelang Diselimuti Abu Tebal

Kompas.com - 11/03/2023, 21:13 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Hujan abu melanda sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah usai Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.

Kabupaten dan Kota Magelang merupakan daerah yang diselimuti hujan abu tebal.

Salah satu warga Kota Magelang, Amalia (35), mengatakan, dirinya melihat hujan abu turun sewaktu mengendarai mobil menuju rumahnya di Kampung Wates, Kecamatan Magelang Utara.

"Saya perjalanan dari Mertoyudan mau pulang. Hujan abu cukup tebal menutup jalan," ujarnya.

Amalia menuturkan, hujan abu tersebut membuat jarak pandang agak berkurang.

Sementara itu, Linda (29), warga Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, menceritakan detik-detik hujan abu tebal menyelimuti tempat tinggalnya.

"Saya dengar dari tetangga, katanya, 'Hujan abu, hujan abu!' Saya keluar rumah dan lihat suasana, langit, itu sudah gelap. Cukup deras hujannya, saya langsung masukin jemuran, motor sama jalanan, daun-daun juga sudah putih-putih kena abu," ucapnya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Magelang Machbub Yani Arfian mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat berada di luar ruangan.

"Semakin ke (wilayah) utara semakin tebal. Kami imbau masyarakat untuk sementara jangan dulu beraktivitas di luar rumah, dan berhati-hati kalau mendesak harus keluar rumah, pakai alat pelindung diri," ungkapnya.

Baca juga: Hujan Abu Letusan Gunung Merapi Turun di Magelang, Langit Mendadak Pekat

Hujan abu di Boyolali

Warga melintas di jalan yang terselimuti abu vulkanis Gunung Merapi di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023).  Meskipun terjadi awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) siang, kegiatan warga di lereng Gunung Merapi masih berjalan normal.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Warga melintas di jalan yang terselimuti abu vulkanis Gunung Merapi di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). Meskipun terjadi awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) siang, kegiatan warga di lereng Gunung Merapi masih berjalan normal.

Di Boyolali, hujan abu terjadi di dua desa di Kecamatan Selo, yaitu Klakah dan Tlogolele.

Kepala Desa Klakah Selo Boyolali Marwoto menuturkan, sekitar 45 menit usai Merapi mengeluarkan awan panas guguran, hujan abu mulai turun di daerahnya. Menurut Marwoto, hujan abu yang mengguyur Klakah lumayan tebal dan areanya cukup merata.

"Kondisi Desa Klakah sebagai dampak hujan abu dari puncak Merapi masih aman terkendali. Namun, warga tetap menjaga kewaspadaan sambil mengamati dan menunggu informasi perkembangan terkini," tuturnya, dilansir dari Antara.

Sedangkan, Desa Tlogolele mulai dilanda hujan abu cukup pekat sekitar 30 menit setelah awan panas guguran meluncur.

"Kami dampak hujan abu di Desa Tlogolele kini sedang membagikan masker untuk antisipasi terjadi infeksi saluran pernapasan untuk warga," jelas Kepala Desa Tlogolele Selo L. Ngadi.

Baca juga: Hujan Abu Tebal, BPBD Kota Magelang Bagikan Masker kepada Warga

Hujan abu Gunung Merapi di Temanggung dan Wonosobo

Kondisi kendaraan di Kabupaten Temanggung yang terguyur hujan abu Merapi, Sabtu (11/3/2023).TribunJateng.com/Abduh Imanulhaq Kondisi kendaraan di Kabupaten Temanggung yang terguyur hujan abu Merapi, Sabtu (11/3/2023).

Meski berjarak 30-an kilometer dari Gunung Merapi, Kabupaten Temanggung dan Wonosobo turut diguyur hujan abu, tapi intensitasnya tipis.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Toifur Hadi menerangkan, kecamatan yang terkena hujan abu, yakni Kranggan, Selopampang, Tlogomulyo, Temanggung, Bulu, dan Parakan.

"Meskipun hujan abu relatif tipis, kami membagikan masker kepada masyarakat, terutama para pengendara untuk melindungi pernapasan, antara lain dilakukan di Pertigaan Kranggan dan Perempatan Kowangan," terangnya, dikutip dari Antara.

Rizal, warga yang sedang berada di Kampung Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo, menjelaskan, hujan abu mulai terlihat sekitar pukul 14.30 WIB. Ia mengungkapkan, abu tampak jelas di dedaunan, atap rumah, dan kaca kendaraan.

"Saya mengecek abu putih banyak menempel di kaca mobil. Di spion juga terlihat jelas," bebernya, dilansir dari Tribun Jateng.

Adapun di Wonosobo, hujan abu mulai dirasakan masyarakat sekitar pukul 15.00 WIB.

Sindi Dwi, warga Kelurahan Wonosobo Timur, Kecamatan Wonosobo, menyampaikan ia mulanya mengetahui ada hujan abu usai melihat status WhatsApp temannya dan membaca twit di Twitter.

"Setelah itu aku keluar dan lihat daun di depan, malah hujan abu beneran," sebutnya, dikutip dari Tribun Jateng.

Baca juga: Abu Gunung Merapi Sampai ke Wonosobo, Awan Panas Meluncur Sejauh 4 Km

 

Penjelasan BPPTKG

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak.

Kepala Badan Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Sugeng Mujiyanto memaparkan, abu vulkanik turun di Magelang karena terbawa angin.

"Angin berhembus kencang di barat laut bawa debu yang banyak ke Magelang," tandasnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menambahkan, luasnya sebaran hujan abu, bahkan mencapai Wonosobo, bukan menandakan erupsinya besar.

"Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga, tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar," sebutnya, dikutip dari Antara.

Baca juga: Hujan Abu Merapi Landa Desa Krinjing Magelang, Relawan: Genteng Sampai Tak Tampak

Menurut Agus, intensitas erupsi pada Sabtu ini disebut menjadi yang terbesar kedua setelah 27 Januari 2021. Waktu itu, terjadi rentetan awan panas lebih dari 52 kali ke arah Kali Boyong.

Pada Sabtu ini, awan panas guguran Gunung Merapi memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya, yakni di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Agus menguraikan, berdasarkan pantauan, luncuran awan panas guguran berlangsung pada pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB. Kali ini, jumlah awan panas guguran tercatat sebanyak 24 kali.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Sultan HB X Sebut Gunung Merapi Meletus untuk Tutup Lubang Tambang

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana; Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Antara, TribunJateng.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com