Jokowi pun memastikan jika aktivitas bertani Latinah selama ini masih jauh dari harapan lantaran tak memiliki lahan sendiri
"Tidak punya pegangan ini," tegas Jokowi. "Nggih, mboten gadah (Iya, tidak ada)," tutur Latinah.
Jokowi lantas bertanya bagaimana perasaan Latinah yang saat ini sudah resmi memiliki lahan sendiri di kawasan hutan untuk dikelola.
"Sekarang sudah pegang ini tolong disampaikan," tanya Jokowi.
Latinah pun mengapresiasi langkah Jokowi yang sudi memberikan kesempatan kelompok tani hutan mengelola lahan.
"Saya sudah pegang ini, mendapatkan dari bapak Presiden Jokowi. Matur nuwun (Terima kasih). Kulo terima kasih banget angsal pegangan ini, kulo matur nuwun Pak (Saya sangat berterima kasih sudah punya sertifikat tanah untuk pegangan). Kulo matur nuwun pak (Terima kasih pak)," kata Latinah.
"Nggih (Iya). Mboten niku kulo maksud wau (Tapi bukan itu yang saya maksud pertanyaan saya)," kata Jokowi. "Pripun Pak? (Bagaimana Pak)," sahut Latinah.
Jokowi kemudian memperjelas maksud pertanyaannya kepada Latinah.
"Panjenengan sekarang sudah pegang sertifikat nggih. Sudah pegang. sekarang mau dibuat apa lahannya. Dulu ditanami jagung terus mau ditanami apa? Sama?" terang Jokowi.
"Sama Pak, jagung. Mangkih nak wonten urusane kaleh bapak mantri kulo nurut (Nanti kalau ada urusan sama pak mantri, saya menurut saja). Ken nopo, disukani kayu putih, nopo disukani lho duko namane sinten, kulo supe Pak, kulo manut Pak (diminta apa, diminta tanam kayu putih, atau tanam lainnya saya menurut saja)," kata Latinah.
Jokowi selanjutnya bertanya tentang hasil panen Latinah. "Niku njenengan nandur, nanem nopo jagung, hasile pinten? (Ibu tanam jagung, hasilnya berapa)," tanya Jokowi.
"Kadang nak lemu angsal 2 ton (Kalau jagungnya tumbuh besar dapat 2 ton)," jawab Latinah.
Baca juga: Jokowi Ancam Cabut SK Hutan Sosial jika Tak Dimanfaatkan untuk Pertanian Produktif
"Yen lemu 2 ton? (Kalau jagungnya besar dapat 2 ton)," tanya Jokowi.
Latinah kemudian curhat jika terkadang hama tikus secara ganas menggerogoti tanaman jagungnya hingga ludes. Serangan koloni tikus berujung membuatnya gigit jari.
"Nggeh Pak, 2 ton, 2,5 ton, mboten tentu Pak ( Iya Pak, 2 ton, 2,5 ton, tidak mesti). Riyen mboten angsal wonten tikus katah (Dulu enggak ada hasil karena tikusnya banyak). Keno tikus, niko blas mboten madang Pak (Diserang tikus, tak ada hasil sama sekali, tak bisa makan). Telas katah yotrone (Habis banyak uang)," tutur Latinah.
"Kedisikan tikus? (Duluan tikus)" tanya Jokowi.
"Wonten jagung, kedisikan tikus, wonten jagung kedisikan tikus (Ada jagung diembat tikus, ada jagung diembat tikus)," ungkap Latinah.
"Lha nak kedisikan tikus maleh pripun? (Kalau didahului tikus lagi gimana)" kata Jokowi.
"Ampun maleh Pak (Jangan lagi pak). Sak niki mboten wonten tikus (Sekarang sudah tak ada tikus)," harap Latinah. "Nggih pun sae (Iya sudah baik)," pungkas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.