BIMA, KOMPAS.com - Banjir bandang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (5/3/2023).
Akibatnya, satu rumah panggung hanyut dan puluhan hektar lahan pertanian warga yang sebentar lagi panen terendam.
"Beberapa ruas jalan juga tidak bisa dilalui karena terendam material kerikil dan lumpur kiriman banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Isyrah saat dikonfirmasi, Senin (6/3/2023).
Baca juga: 2 Jembatan di Tambora Bima Putus Diterjang Banjir, 1 Desa Terisolasi
Isyrah mengatakan, tiga wilayah yang terdampak banjir akibat intensitas hujan tinggi sejak siang hingga sore kemarin yakni Kecamatan Wawo, Lambitu dan Sanggar.
Di Kecamatan Wawo, total 14 unit rumah warga terendam, satu di antaranya hanyut terbawa banjir.
Dua unit kendaraan juga ikut terseret derasnya air yang meluap dari daerah aliran sungai di wilayah setempat itu.
Baca juga: Ratusan Pengendara Terjebak Banjir di Tengah Hutan Baluran Jatim
"Kalau fasilitas umum tiga unit yang terendam, seperti Kantor KUA, Kantor Pos, dan rumah dinas milik Camat Wawo. Ketinggian air rata-rata 30 sentimeter," jelasnya.
Menurutnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta.
Sementara di Kecamatan Lambitu, lanjut Isyrah, luapan banjir mengganggu arus lalu lintas karena material lumpur dan kerikil menutup ruas jalan raya.
Kondisi itu berlangsung sejak sore hingga malam hari, dan pagi ini ruas jalan sudah bisa diakses kembali.
"Sekarang sudah bisa diakses karena airnya sudah surut, namun harus tetap berhati-hati karena licin," ujarnya.
Isyrah mengatakan, bencana alam itu juga meredam 30 hektar areal pertanian warga di Desa Taloko, Kecamatan Sanggar.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan 4 Infrastruktur Atasi Banjir dan Macet di Bandung
Ketinggian air yang mencapai 40 sentimeter membuat tanaman padi yang sebentar lagi masuk masa panen rusak.
BPBD telah menurunkan tim untuk melakukan upaya tanggap darurat di sejumlah wilayah terdampak.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk bantuan tanggap darurat bagi para korban," kata Isyrah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.