Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PGRI NTT Sebut Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi Rawan Ancaman Kejahatan dan Berdampak bagi Kesehatan

Kompas.com - 01/03/2023, 20:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menanggapi kebijakan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Kupang, NTT, masuk sekolah pada pukul 05.30 Wita.

Ketua Pengurus PGRI Provinsi NTT Simon Petrus Manu mengatakan, PGRI sebagai mitra strategis pemerintah, tentu mendukung setiap kebijakan pemerintah dalam membangun kualitas pendidikan di NTT.

Namun, terkait kebijakan Pemerintah NTT melalui program pembelajaran yang berlangsung pukul 05.00 Wita, yang kemudian digeser ke pukul 05.30 Wita, lebih cocok diterapkan ke sekolah dengan sistem asrama.

Baca juga: Sekolah di NTT Masuk Jam 5 Pagi, DPRD: Kebijakan Abnormal, Tak Masuk Akal

Ancaman kejahatan

Dia mengatakan kebijakan tersebut rawan memunculkan ancaman kejahatan bagi para siswa.

"Khusus untuk para siswi sangat rawan terhadap begal dan ancaman tindakan asusila seperti ancaman pemerkosaan dan kekerasan seksual," kata Petrus, kepada Kompas.com, Rabu (1/3/2023) malam.

Kemudian lanjut Petrus, untuk peluang sarapan sebelum ke sekolah sangat kecil, karena murid membutuhkan persiapan ke sekolah antara pukul 04.30 hingga pukul 05.00 Wita, untuk tiba di sekolah.

Baca juga: Kebijakan Gubernur NTT soal Sekolah Jam 5 Pagi yang Tuai Polemik...

"Kondisi tersebut, tentu berdampak pada kesehatan para siswa dan siswi," ujar Petrus.

Selain itu, pada jam subuh para murid akan kesulitan mendapatkan akses transportasi umum.

Para murid juga lanjut dia, tidak akan maksimal menerima materi pembelajaran dari guru karena masih mengantuk.

Butuh kajian mendalam

Dia menyebutkan, usia rata-rata murid SMA antara 15-17 tahun masih kategori anak-anak, sehingga membutuhkan waktu istirahat yang cukup.

Menurutnya, untuk mencapai target prestasi pendidikan 200 sekolah terbaik di Indonesia dengan metode kegiatan belajar mengajar pukul 05.30 Wita, bukan indikator keberhasilan baik dari aspek biologis maupun psikologi.

Dia menyebutkan, jika kebijakan kegiatan belajar mengajar pukul 05.30 Wita dibuat untuk alasan penguatan pendidikan karakter peserta didik, maka tidak akan efektif.

Baca juga: Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Punya Dampak Buruk bagi Kesehatan Anak

Sebab pendidikan penguatan karakter melalui ekstrakurikuler dan kegiatan merdeka belajar atau penguatan profil pelajar Pancasila.

Karena itu, kata Petrus, perlu dilakukan kajian mendalam dan sosialisasi terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pukul 05.30 Wita yang melibatkan stakeholder di bidang pendidikan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com