PURWOREJO, KOMPAS.com - Upacara sakral Jumenengan (menjabatnya) Bupati pertama Purworejo, Tjokronegoro I, jadi rangkaian hari jadi ke-192 Kabupaten Purworejo.
Dalam upacara sakral itu, dua tarian Klasik ditampilkan kepada para masyarakat yang hadir di Pendopo Agung Purworejo. Dua tarian itu adalah tarian Beksan Kidung Cakra dan Beksan Cakra Tunggal.
Baca juga: Sehari Sebelum Hari Jadi ke-278 Tahun Kota Solo, 700-an Warga Mengungsi Gara-gara Banjir
Tarian ini menggambarkan tentang kisah Bupati pertama Purworejo Tjokronegoro I dengan pembangunan dan karya-karya Bupati. Tarian ini juga bermakna menggambarkan semangat masyarakat Purworejo dalam bekerja dan berkarya penuh perjuangan tanpa menyerah.
"Sekitar 192 tahun yang lalu kira-kira seperti inilah prosesi RAA Tjokronegoro diangkat sebagai Bupati pertama Purworejo," kata Stephanus Aan Isa Nugroho. ketua panitia hari jadi Purworejo saat ditemui usai acara pada Minggu (26/2/2023) malam.
Peringatan Jumenengan adalah peringatan penobatan RAA Tjokronegoro I sebagai bupati pertama di Purworejo. Ia dinobatkan pada 27 Februari 1831, tepat 192 tahun silam di Pendopo Agung.
Beberapa tahun sebelumnya, dua tradisi itu ditampilkan pada waktu yang berbeda karena hari jadi Kabupaten Purworejo sebelumnya diperingati setiap 5 Oktober. Hari jadi Purworejo yang sebelumnya jatuh pada 5 Oktober 901 berubah, dan ditetapkan menjadi 27 Februari 1831.
"Saya mengajak semua elemen masyarakat bersama-sama untuk menyukseskan Purworejo berdaya saing tahun 2025," kata Bupati Agus Bastian menambahkan.
Penetapan itu berdasarkan Perda Kabupaten Purworejo no 1 tahun 2019 tentang perubahan dan penetapan hari jadi. Sebelum dilakukan perubahan hari jadi itu, sebelumnya para ahli sejarah dari Purworejo, UGM hingga Inggris melakukan kajian selama beberapa tahun.
Upacara sakral jumenengan ini selalu diperingati setiap tahunnya. Dua tarian ini menjadi salah satu tampilan yang tidak bisa dilepaskan dalam peringatan jumenengan.
Dalam peringatan ini juga dibacakan sejarah Bupati Purworejo pertama RAA Tjokronegoro I dari tempat kelahirannya, tempat mencari ilmu hingga menjabat sebagai bupati.
"RAA Tjokronegoro I pernah nyantri di Kyai Taftazani Solo," kata petugas pembaca sejarah RAA Tjokronegoro dalam bahasa Jawa.
Baca juga: Hari Jadi Luwu Sulsel, Mahasiswa Demo Tuntut Pembentukan Daerah Otonomi Baru
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.