Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Distrik Paro Kosong, Warga Berbondong-bondong Mengungsi karena Takut dengan KKB

Kompas.com - 16/02/2023, 13:21 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Distrik Paro di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ditinggalkan warganya. Mereka mengungsi ke Distrik Kenyam, Nduga, sejak beberapa hari lalu.

Para warga meninggalkan rumahnya karena khawatir dengan aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Sebelumnya, pada Sabtu (4/2/2023), KKB mengancam para pekerja yang sedang membangun puskesmas di Distrik Paro.

Lalu, pada Selasa (7/2/2023) KKB diyakini membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro. KKB juga diyakini menyandera pilot pesawat Susi Air itu.

Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, kondisi Distrik Paro saat ini kosong.

"Sudah ada puluhan personel TNI-Polri di Paro, saya juga sudah dari sana dan Paro benar-benar kosong," ujarnya di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (15/2/2023).

Baca juga: Personel TNI-Polri Tiba di Distrik Paro Nduga, Polisi: Distrik Itu Benar-benar Kosong

Kepala Kampung Paro Septinus Melangen menuturkan, kondisi Kampung Paro dipastikan kosong karena seluruh warga berada di Distrik Kenyam.

"Semua warga saya sudah masuk, yang pertama masuk 25 orang dan sekarang masuk 100 orang lebih, saat ini Kampung Paro kosong," ucapnya, Senin (13/2/2023).

Kepala Distrik Paro Iday Lokbere memprediksi seluruh warganya sudah keluar dari Paro karena takut dengan keberadaan KKB pimpinan Egianus Kogoya. Egianus Kogoya merupakan pimpinan KKB di wilayah Nduga.

"Kemungkinan besar mereka sudah keluar," ungkapnya.

Baca juga: Pengungsi dari Distrik Paro ke Kenyam Terus Bertambah, Pemkab Nduga Siapkan Tempat

Pengungsi dari Distrik Paro jalan kaki 8 hari

Untuk menuju Distrik Kenyam, rombongan pengungsi dari Distrik Paro berjalan selama berhari-hari. Salah satu warga, Anas Kogoya, menjelaskan, dirinya membutuhkan waktu delapan hari untuk tiba di Kenyam.

"Jalan sejak hari Minggu (5/2/2023), sampai di Kenyam delapan hari," tuturnya, Senin (13/2/2023).

Saat ditanya soal Egianus Kogoya, Anas memperlihatkan bahasa tubuh seperti orang ketakutan. Anas menyebutkan, ia dan keluarganya mengungsi dari Distrik Paro karena takut.

"Keluar karena takut," terangnya.

Baca juga: Cerita Warga Paro Mengungsi ke Kenyam, Jalan Kaki 8 Hari karena Takut pada KKB

Warga lainnya, Emanus Gwijangge, mengungkapkan, selama delapan hari berjalan, rombongannya membawa bahan makanan sebagai perbekalan.

"Kita bawa bekal, ada yang bawa beras dan lain-lain, untung tidak ada yang sakit," jelasnya.

Anas, Emanus, dan sejumlah warga tiba di Distrik Kenyam pada Senin (13/2/2023) sore. Dalam rombongan tersebut terdapat anak-anak dan beberapa orang lanjut usia.

Mereka tiba usai dijemput oleh empat truk yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga dan dua truk TNI di Kampung Ginid, Distrik Kenyam.

Setiba di Distrik Kenyam, para pengungsi itu dibawa menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Elvrida untuk diperiksa kesehatannya.

Baca juga: Berjalan Kaki, 33 Warga Distrik Paro Mengamankan Diri ke Kenyam Nduga

 

Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge menerangkan, warga Distrik Paro mulai berdatangan ke Kenyam sejak beberapa hari lalu.

"Masyarakat dari Distrik Paro mulai beberapa hari yang lalu, tahap pertama ada 25 orang yang masuk (ke Kenyam), kemarin 29 orang yang masuk, hari ini ada 87 KK ditambah ada anak-anak yang masuk. Kami dari pemerintah daerah sedang berusaha menyiapkan tempat," paparnya, Senin.

Ia mengaku belum bisa menyebut jumlah pasti warga Paro yang sudah berada di Kenyam. Pihaknya masih melakukan pendataan.

Di samping itu, ada warga Paro yang belum sempat didata, tetapi sudah pergi ke rumah keluarganya masing-masing.

"Kebiasaan masyarakat ini, yang lalu pengungsi ketika ketemu keluarga mereka tinggal di keluarganya masing-masing, akhirnya kami kasih bahan makanan lalu mereka bawa," bebernya.

Baca juga: 15 Pekerja yang Diancam KKB di Nduga Ternyata Sedang Bangun Puskesmas, Zakarias: Kami Diminta Keluar dalam 2 Hari

Untuk sementara, pengungsi dari Paro akan dikumpulkan di satu tempat. Pemkab Nduga juga bakal membuat dapur umum.

Sedangkan, untuk anak-anak yang seharusnya sekolah, Namia memastikan bahwa mereka akan dimasukkan ke sekolah di Kenyam.

"Untuk anak-anak sekolah, saya sudah minta didata dan kami akan layani mereka, mereka juga harus dapat hak mereka berupa pendidikan dasar. Mereka yang datang kita periksa kesehatannya," sebutnya.

"Untuk makanan, melalui Dinas Sosial kami siapkan. Sementara ada upaya evakuasi pembebasan pilot di sana (Paro), sementara masyarakat di sini. Kalau pilot sudah dibebaskan berarti masyarakat kita kembalikan," sambungnya.

Baca juga: Hasil Olah TKP di Distrik Paro Nduga, 80 Persen Pesawat Susi Air Habis Terbakar

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor: Dheri Agriesta, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com