Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minimalisasi Dampak Gempa Turkiye, Pakar Unand: Butuh Koordinasi dan Sistem Logistik Tanggap Darurat Bencana

Kompas.com - 10/02/2023, 07:23 WIB
Perdana Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Peneliti Logistik Bencana Universitas Andalas Rika Ampuh Hadiguna menyebutkan, ada dua kunci sukses dalam upaya meminimalkan dampak gempa Turkiye bagi korban yakni koordinasi dan sistem logistik tanggap darurat bencana.

“Perlu diupayakan agar para korban tidak mengalami kondisi ancaman kesehatan yang makin parah dalam penanganan korban gempa," kata Rika kepada Kompas.com, Kamis (9/2/2023).

Rika mencontohkan, awalnya korban mengalami luka ringan akhirnya menjadi luka berat atau yang awalnya dalam keadaan sehat justru menjadi sakit.

"Nah ini menjadi tantangan terbesar ketika kita menghadapi bencana alam gempa yang sebesar yang di alami Turkiye dan juga Suriah baru-baru ini,” kata guru besar Universitas Andalas itu.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Jiwa, Harapan Pencarian Memudar

Menurut Rika, bencana gempa yang terjadi di Turkiye merupakan bencana alam yang terbesar di awal tahun ini. Dari berbagai laporan diketahui jumlah korban tewas tercatat mencapai 20.000 jiwa.

Sementara ratusan ribu atau bahkan mungkin mencapai jutaan jiwa mengalami kerugian kehilangan tempat tinggal atau cidera luka dan lain lain.

Situasi itu diperburuk lagi oleh cuaca yang saat ini dalam kondisi musim dingin yang menambah penderitaan korban gempa.

Berkaitan dengan koordinasi dan logistik tanggap darurat ini Rika menyatakan ini hanya dapat berhasil dengan adanya leadership yang kuat.

Rika memandang kepemimpinan di Turkiye saat ini relatif cukup kuat. Karena itu, dua kunci sukses ini dipercaya sudah dimiliki oleh Turkiye.

Di sisi lain, untuk bencana alam berskala besar ini secara khusus menjadi perhatian masyarakat dunia.

Berbagai lembaga Persatuan Bangsa Bangsa yang umumnya akan ditangani secara khusus oleh lembaga semacam World Food Programme (WFP) serta berbagai NGO internasional yang memiliki spesialisasi di dalam logistik penanganan bencana juga dilibatkan.

72 jam pertama, waktu krusial

Sementara peneliti logistik bencana Unand lainnya, Reinny Patrisina mengatakan bahwa 72 jam pertama ini merupakan waktu yang sangat krusial.

“Semua dalam keadaan syok dan gagap. Korban ada di mana-mana alat berat belum siap, SDM harus segera dikerahkan, jalan raya rusak dipenuhi tumpukan reruntuhan gedung karena itu koordinasi menjadi hal yang utama,” kata Reinny.

Menurut Reinny, ada perbedaan mendasar antara logistik bencana dengan logistik yang dipahami secara umum.

Logistik secara umum menangani tiga tipe, yakni aliran barang, aliran informasi, dan aliran uang.

Namun khusus dalam penanganan logistik bencana, tiga tipe ini menjadi dua aliran yaitu aliran barang bergabung dengan aliran uang, sementara aliran satu lagi adalah informasi.

Pada logistik bencana ini tidak ada transaksi jual beli sehingga aliran uang jadi bagian yang tidak terpisahkan aliran barang.

Aliran barang adalah berbagai macam barang yang bantuan baik yang dimiliki stok atau barang barang yang dimiliki oleh pemerintah Turkiye untuk disalurkan kepada korban bencana

"Dan juga barang-barang yang telah disiapkan oleh negara-negara tetangga serta oleh badan dunia yang memang akan dikirimkan dan akan distribusikan kepada para korban bencana gempa ini," ujar Reinny.

Baca juga: 4 Alasan Gempa Turkiye Bersifat Merusak Menurut Pakar ITB

Aliran informasi menjadi sangat penting jadi perhatian karena letak geografis lokasi penampungan korban, lokasi pusat distribusi, barang apa saja yang dibutuhkan yang mendesak dan urgen seperti pakaian selimut dan ada obat-obatan.

Di sisi lain tentu juga ada kebutuhan mendesak makanan yang bersifat instan yang bisa langsung disantap.

Semua itu dalam kerangka waktu karena tanggap darurat yang biasanya paling lama dia ditangani untuk periode 1 bulan tergantung besar skala dari bencana gempa itu.

“Jadi ini yang perlu diperhatikan ketika penanganan logistik bencana yaitu bagaimana kita harus tepat dalam mengelola aliran barang dan bagaimana kita harus bisa tepat dalam menyiapkan informasi,” jelas Reinny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com