Warga, lanjutnya, sudah mengusulkan untuk pembangunan jembatan gantung, namun belum ada jawaban.
"Sudah diusulkan berulang kali untuk bangun jembatan namun hingga saat ini belum direspons," katanya.
Kepala SD Inpres Blawuk, Martinus Roi da Cunha mengungkapkan, ketiadaan jembatan membuat para siswa dari dua dusun itu sering terlambat ke sekolah. Sebab, mereka harus menunggu hingga air surut.
Baca juga: Kasus DBD di Sikka Bertambah Jadi 120 Kasus, Didominasi Anak Usia Sekolah
"Mereka sering terlambat masuk sekolah, bahkan tidak masuk sekolah saat musim hujan. Karena ketinggian air di Kali Nanga Gete meningkat dan juga banjir," ujar Martinus.
Martinus mengatakan, kondisi itu tidak hanya dialami siswanya, tetapi juga dialami oleh pelajar SMP dan SMA Talibura dan petugas kesehatan yang hendak memberikan pelayanan kepada masyarakat di dua dusun itu.
Ia berharap pemerintah membangun jembatan gantung sehingga para siswa dari dusun itu bisa bersekolah dengan lancar dan aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.