Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Penculikan Anak Tersebar di Surabaya, Wali Kota Pastikan Semuanya Hoaks

Kompas.com - 03/02/2023, 06:11 WIB
Ghinan Salman,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kabar tentang penculikan anak sekolah beredar luas di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kabar tentang penculikan anak ini, tak hanya beredar di media sosial, tetapi juga menyebar di grup-grup WhatsApp.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan bahwa kabar yang beredar terkait penculikan anak di Kota Surabaya adalah hoaks.

Sejak banyak fenomena dan kabar tentang penculikan anak, Eri mengaku telah melakukan pengecekan langsung ke pihak sekolah terkait kabar tersebut.

Baca juga: Ramai Kabar Percobaan Penculikan di Bantul, Polisi Cek ke Lokasi, tapi Hasilnya Tak Ada

"Pak Kapolda juga sudah menyampaikan bahwa isu itu di Jatim adalah hoaks. Kemarin memang ada (kabar penculikan) anak di sekolah, tak cek nggak (tidak) ada," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis (2/2/2023).

Menurut dia, kabar tentang penculikan anak sama halnya dengan isu mengenai geng motor yang diunggah ulang.

Meski tak diketahui pasti kapan itu dibuat, namun video atau foto yang beredar di medsos atau grup whatsApp, dipastikan sudah lama.

"Ini sama dengan geng motor, sudah tidak ada, dibilang ada, video lama diputar. Akhirnya Pak Kapolres turun (mengecek) yang membuat video siapa, video tahun berapa, kan tahu semua. Sama seperti Pak Kapolda kemarin menyampaikan bahwa terkait ini (penculikan anak) adalah hoaks di Jawa Timur," ujar Eri.

Karena itu, Eri mengimbau kepada masyarakat, khususnya orangtua agar tetap tenang ketika mendapatkan kabar tentang penculikan anak.

Meski kabar itu dipastikan hoaks, ia juga meminta masyarakat, terutama orangtua agar tetap waspada.

"Makanya bapak ibu harus tenang hatinya. Kedua, tidak boleh jumawa, pastikan anaknya yang menjemput (sekolah) siapa," kata Eri.

Baca juga: Pemkot Semarang Keluarkan Edaran Waspada Penculikan Anak, Orangtua Diimbau Antar Jemput ke Sekolah

Selain pihak sekolah, peran para orangtua dalam menjaga sang buah hati juga penting. Seperti, di antaranya ketika anak SD pulang sekolah, harus dipastikan siapa yang akan menjemput.

"Kalau (anak) pulang sekolah jangan dilepas begitu saja. Kalau orangtuanya bekerja, pasti ada orang yang dipercaya untuk menjemput, (misal) becak yang menjadi langganan, mungkin begitu, atau siapa itu. Ayo jaga bersama-sama," jata dia.

Eri menyatakan, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya telah mengimbau para orangtua agar dapat memastikan siapa yang menjemput anaknya.

Meski begitu, tidak semua orangtua sanggup menjemput anaknya dikarenakan bekerja.

"Di sekolah sudah mengatakan, tapi tidak semua orangtua bisa menjemput karena bekerja. Makanya ketika dia (orangtua) bekerja, siapa yang menjemput anaknya. Pamannya, ataukah tukang becak yang dipercaya," ujar dia.

Selain itu, Eri juga telah meminta Dispendik Surabaya agar ketika siswa belum dijemput orangtua supaya dibiarkan dahulu di dalam kelas. Khususnya bagi para siswa yang masih berada di jenjang Sekolah Dasar (SD).

Baca juga: Kadisdik Salatiga Sebut Maraknya Hoaks Penculikan Anak Sudah Cukup Meresahkan Warga

"Kemarin sudah saya sampaikan ke Dispendik, bisa tidak kalau kelasnya cukup, waktunya pulang, biarkan di dalam kelas dulu. Nanti kalau sudah ada yang menjemput baru dipulangkan. Kelas berapa sampai kelas berapa, untuk yang kecil-kecil. Kalau yang besar-besar sudah lebih mengerti," ungkap dia.

Eri menilai, orang yang membuat atau menyebar kabar penculikan anak sekolah ini disinyalir ingin membuat kegaduhan di tengah masyarakat.

"Karena ada yang laporan di sekolah (penculikan anak) ini, tapi tak cek juga nggak (tidak) ada. Berarti ada hoaks itu, berarti (ada orang) yang senangnya membuat ketidaktenangan atau gaduh," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com