Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Nasi Minyak di Surabaya Dikaitkan dengan Nasi Minyak Khas Palembang, Benarkah Sama?

Kompas.com - 22/01/2023, 14:37 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini ramai soal kuliner Nasi Minyak di Surabaya yang disebut menggunakan minyak jelantah dalam campurannya.

Dalam sebuah unggahan video yang berdurasi 49 detik di media sosial Twitter, terlihat seorang pedagang menyajikan nasi dengan sambal kemudian ditambahkan minyak jelantah atau minyak yang bekas menggoreng makanan lain.

Tidak hanya itu, banyak yang menyangka bahwa nasi minyak tersebut adalah kuliner khas Palembang.

Lantas benarkah nasi minyak yang ada di Surabaya sama dengan nasi minyak khas Palembang?

Budayawan Sumatera Selatan (Sumsel), Vebri Al Lintani menjelaskan, viralnya nasi minyak yang ada di Surabaya tersebut jelas berbeda dengan nasi minyak khas Palembang.

Baca juga: Dianggap Tidak Sehat, Ini Alasan Kenapa Nasi Minyak Digemari di Indonesia

Menurutnya, jika nasi yang dijual di Surabaya tersebut menggunakan minyak jelantah sebagai campurannya, di Palembang nasi minyak justru menggunakan bahan masakan yang kaya akan rempah.

"Jelas tidak bisa disandingkan ya, karena berbeda. Kalau nasi minyak khas Palembang bahannya kan rempah-rempah, yang ditumis kemudian yang khasnya itu pakai minyak samin," ujarnya saat diwawancarai via telepon, Minggu (22/1/2023).

Dari sejarahnya, nasi minyak makanan hasil dari akulturasi dari Arab dan Melayu yang dibawa masuk pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Selama ini banyak nasi khas timur tengah, Arab dan India memiliki rasa kari yang kuat, namun makanan ini ternyata tidak cocok dengan lidah orang pribumi di Palembang.

Pada masa itu, nasi minyak dibuat dengan rempah-rempahnya yang sudah ditakar agar cocok dengan cita rasa khas Palembang.

"Ada campuran rempah-rempah seperti jintan, kunyit, pala, yang rasanya sudah disesuaikan dengan lidah orang Melayu," tambahnya.

Makanan bangsawan di Palembang

Baca juga: Mengenal Nasi Minyak Asli Palembang, Bukan Berkuah Jelantah seperti yang Viral di Medsos

Tidak hanya itu, nasi minyak ternyata disajikan untuk bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam sekitar tahun 1659 hingga tahun 1825.

Vebri bercerita, setelah melaksanakan shalat jumat para bangsawan dan tamu-tamu kehormatan biasanya akan dihidangkan nasi minyak yang disajikan dengan lauk pendamping mulai dari ayam kecap, kari daging, malbi daging, sayur buncis, sambal buah dan lainnya.

"Orang mungkin tau dengan nasi briyani, nasi kebuli, nah orang Palembang kalau belum diolah menjadi nasi minyak banyak yang kurang suka," ujar Vebri.

Baca juga: Menikmati Nasi Minyak, Makanan Khas Palembang yang Dulu Disantap Keluarga Sultan

Nasi minyak juga disajikan pada hari-hari besar, seperti saat Idul Fitri, Idul Adha, pernikahan, bulan Ramadhan atau pada acara keagamaan Islam lainnya.

Meskipun pada masa Kesultanan Palembang nasi minyak dianggap makanan bangsawan, saat ini kuliner ini sudah banyak dijual dengan cita rasa yang masih sama seperti zaman dulu.

"Kalau sekarang sudah banyak ya yang jual, orang-orang juga kalau ke Palembang banyak yang mencari nasi minyak," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com