Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa Petani Kopi Bengkulu, 10 Tahun Bergulat dengan Cuaca Ekstrem hingga Panen Berkurang Ratusan Kg

Kompas.com - 16/01/2023, 15:56 WIB
Firmansyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Saya pernah baca soal perubahan iklim disebabkan oleh pemanasan global, pemanasan global akibat aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan. Saya tak sangka rupanya berpengaruh pada tanaman kopi kami," ujar Gupardi.

Riset Walhi

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga, mengamini keluhan ribuan petani kopi yang diceritakan Gupardi.

Pada 2020, Walhi Bengkulu melakukan riset terkait dampak perubahan cuaca ekstrem terhadap produktivitas kopi di Bengkulu.

Bengkulu memiliki perkebunan kopi rakyat seluas 86 ribu hektare, dengan produksi 60 ribu ton biji kopi kering per tahun.

Beberapa tahun terakhir, jumlah panen menurun hingga 500-700 kg per ha/tahun. Salah satunya karena perubahan iklim.

"Hasil riset ditemukan sejak 10 tahun terakhir rentang tahun 2010 hingga 2020. Ditemukan terdapat anomali (kekacauan) cuaca iklim, hujan, panas tak menentu disertai intensitas ekstrim. Hasilnya cuaca ekstrim itu menyebabkan bunga kopi petani gugur di musim hujan lalu terbakar di musim panas. Sebelumnya ini tidak pernah terjadi," kata Abdullah Ibrahim Ritong saat ditemui di Bengkulu, Senin (16/1/2023).

Dalam riset Walhi, mengutip data BMKG terjadi anomali cuaca pada tahun 2015 hingga 2019 pola curah hujan yang tinggi dari bulan Agustus sampai Desember sehingga fase berbunga kopi menjadi putik menjadi gugur sehingga dapat menurukan produktifitas kopi di Desa Lubuk Resam.

Walhi menambahkan perubahan iklim merupakan fenomena alam global yang menjadi perhatian dunia karena dampaknya dirasakan oleh seluruh makhluk hidup.

Adanya perubahan tekanan udara akibat memanasnya suhu bumi menyebabkan iklim secara keseluruhan berubah maka terjadi peningkatan frekuensi dan intensitas banjir dan kekeringan serta peningkatan periodesitas El-Nino.

Perubahan iklim memiliki dampak negative salah satunya dapat menurunkan produktivitas tanaman khususnya tanaman kopi.

Meningkatnya peristiwa iklim seperti kekeringan akibat El-Nino mengakibatkan penurunan produktivitas kopi 10 persen. Sebaliknya musim hujan yang panjang akibat La-Nina menurunkan produksi kopi hingga 80 persen.

Dampak tidak langsung perubahan iklim terhadap tanaman kopi yaitu meningkatnya serangan hama penggerek buah kopi dan penyakit karat daun yang menyebabkan penurunan produksi sekitar 50 persen.

Baca juga: Cara Petani di Aceh Utara Atasi Kekeringan Berkepanjangan

Manfaatkan kotoron kelalawar

Walhi, bersama sejumlah petani kopi di Desa Lebuk Resam saat ini sedang menginisasi pengelolaan pupuk kompos berbasis kotoran kelelawar, limbah dedak buah kopi.

"Kami bersama Walhi dan masyarakat saat ini sedang menginisasi pengelolaan pupuk kompos mengganti ketergantungan pupuk kimia. Kami memiliki ratusan goa di dalamnya ada ribuan ton kotoran kelelawar yang mungkin bisa kami manfaatkan untuk pupuk kompos. Saat ini masih dalam tahap perencanaan untuk memanfaatkan limbah buah kopi dan kotoran kelelawar," ujar Kepala Desa Lubuk Resam, Sudarmono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Regional
Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com