SEMARANG, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu dalam peringatan HUT Ke-50 PDI-P, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunggah video reels di akun Instagram miliknya yang memamerkan kedekatannya dengan kader lainnya.
Tak sedikit terdengar sorakan antusias “Ganjar Presiden! Hidup Ganjar!” di Kompleks JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023) lalu. Ratusan kader juga terlihat mengerubunginya untuk berswafoto bersama.
Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono menilai Ganjar bermaksud menunjukkan simpati kader terhadap kehadiran dirinya.
Baca juga: Sebut Ganjar Tak Diberi Angin di PDI-P, Pengamat Politik: Megawati Siapkan Puan Jadi Presiden
“Itu spontanitas politik untuk menunjukkan simpati kader. Itu intinya,” kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/1/2023).
Pasalnya, secara politis sebenarnya dukungan kepada Ganjar telah terlihat dari hasil survei. Sehingga teriakan itu disebut teguh sebagai spontanitas politik.
“Karena politik itu berbasis kepada rasionalitas pemilih, jadi apa yang dilakukan oleh kader dengan berteriak begitu hanya luapan sesaat. Tetapi tentu basis yang paling tepat hasil survei dari pakar dan media peneliti,” lanjutnya.
Dirinya mengakui hasil survey menunjukkan elektabilitas Ganjar tergolong kuat. Kader senior PDI-P itu juga didambakan masyarakat untuk jadi presiden.
Namun Teguh menilai, Ketua Umum PDI-P Megawati tidak memberikan angin atau sinyal kepada Ganjar untuk maju dalam kontestasi Pemilu 2024 nanti.
Dari sikap politik dan pidato Megawati dalam HUT ke-50 PDIP justru terlihat Mega bakal menjagokan putrinya yang juga Ketua DDP DPI-P, Puan Maharani.
Teguh juga menilai kali ini Mega akan mengabaikan hasil survey elektabilitas dan tidak ingin ‘dipaksa ulang’ dengan hasil survey seperti saat memilih Jokowi. Mega mengedepankan mereka yang punya ideologi dan kerja untuk partai.
Posisi ini menjadi dilematis bagi Ganjar juga untuk menerima permohonan partai lain untuk menjadi presiden melihat dirinya sangat menghormati PDI-P karena dilahirkan dan dibesarkan dari kader PDI-P.
“Tidak cukup confident saya kira Pak Ganjar menerima pinangan atau permohonan partai lain untuk menjadi presiden, karena tentu harus dengan izin Megawati. Kecuali kalau Ganjar ‘mbalelo’ (membangkang atasan) dengan keluar dari PDI-P dan mencalonkan diri sebagai parpol, tapi tentu ini tidak kecil risikonya,” pungkasnya.
Baca juga: Nama Ganjar dan Prabowo Muncul dalam Musra Relawan Jokowi di Surabaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.