"Mereka pasti membutuhkan sarana prasara, makan, penginapan, belanja, dan lainnya. Ini tentu berpengaruh terhadap perputaran ekonomi di Kota Malang," katanya.
Menurutnya, perlu ada kesiapan untuk menghadapi event-event besar itu. Pekerjaan rumah besarnya terutama masalah parkir, karena seringkali ada keluhan dari agen-agen travel dan pemandu wisata yang berkunjung ke Kota Malang.
"Kota Malang dianggap sering menolak rezeki, karena saat wisatawan yang datang membawa bus ingin melihat Alun-alun Merdeka, kawasan wisata Kajoetangan, belanja-belanja, akan tetapi terbentur lahan parkir yang masih belum siap untuk kendaraan besar," katanya.
Baca juga: Kios Ikan Hias di Kota Malang Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 10 Juta
Pihaknya telah berkolaborasi dengan semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemkot Malang untuk mengembangkan sektor pariwisata yang berkesinambungan.
"Bagaimana pembangunan wisata harus bisa berkesinambungan. Kalau sudah berkesinambungan, nantinya siapa pun kepala daerahnya, wisata di Kota Malang tetap berjalan dengan baik," katanya.
Selain itu, kata Baihaqi, pihaknya terus mendorong kesadaran warga dalam menjaga nama baik Kota Malang. Dia berharap tidak ada keluhan dari wisatawan yang disebabkan oleh ulah warga Kota Malang.
"Baik itu di Kajoetangan, Kampung Warna-Warni, maupun kawasan wisata lainnya di Kota Malang harus terus dirawat dan dijaga. Jangan sampai ada yang mematok dengan harga tak wajar, karena wisatawan akan membawa kesan yang multikompleks. Kuliner di Kota Malang itu enak, murah, masyarakatnya baik dan menyenangkan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.