Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basarnas dan BKSDA Paksa 164 Pendaki Turun dari Gunung Marapi Sumbar

Kompas.com - 08/01/2023, 18:41 WIB
Perdana Putra,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Sebanyak 164 orang pendaki Gunung Marapi Sumatera Barat dipaksa turun karena gunung sedang mengalami erupsi.

Jumlah yang terdata sudah ada 164 orang pendaki yang disuruh turun. Bahkan di antara mereka ada yang berasal dari luar Sumbar, seperti Riau dan Jambi.

"Kita bersama BKSDA Sumbar menyapu pendaki yang masih bertahan di atas gunung Marapi. Kita suruh mereka turun karena gunung sedang erupsi dan berbahaya," kata Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang, Octavianto yang dihubungi Kompas.com, Minggu (8/1/2023).

Baca juga: Mengenal Gunung Marapi, Gunung Berapi Aktif di Sumatera Barat

Octavianto menyebutkan, data awal ada 40 orang yang berada di atas gunung saat erupsi, Sabtu (7/1/2023).

"Namun ternyata saat kita naik menyapu mereka ada sekitar seratusan. Saat ini sudah 164 orang kita suruh turun," jelas Octavianto.

Octavianto mengatakan mereka pada umumnya belum sampai ke puncak, namun tetap saja dipaksa turun karena status gunung Marapi berada di level II waspada.

"Radius 3 kilometer dari kawah itu berbahaya. Makanya kita minta mereka untuk turun," jelas Octavianto.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 300 meter di atas puncak pada Sabtu (7/1/2023) sekitar pukul 06.11 WIB.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara," ujar Koordinator Kelompok Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Oktory Prambada yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/1/2023).

Baca juga: Nasib 13 Pendaki di Puncak Gunung Marapi usai Erupsi, Tim SAR Lakukan Penjemputan

Oktory mengatakan erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13.4 mm dan durasi lebih kurang 45 detik.

Menurut Oktory dalam beberapa bulan belakangan memang terjadi peningkatan aktifitas di dalam perut gunung sehingga menimbulkan erupsi.

"Kendati demikian levelnya masih level II atau waspada," jelas Oktory.

Oktory mengimbau masyarakat disekitar Gunung Marapi dan pengunjung tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.

Baca juga: Gunung Marapi Erupsi, Sejumlah Pendaki Nekat Mau Naik ke Puncak

"Ini demi keselamatan warga juga. Jadi mohon dipatuhi rekomendasi itu karena Marapi sekarang berada di level II dan ada aktifitas," kata Oktory.

Oktory mengakui karena adanya peningkatan aktifitas di dalam perut gunung bisa sewaktu-waktu menyebabkan terjadinya erupsi.

"Jadi inilah yang harus diwaspadai warga maupun pengunjung. Radius 3 kilometer dari kawah harus dihindari," kata Oktory.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com