Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Wacana Pusat Impor Beras, Ganjar: Hati-hati

Kompas.com - 13/12/2022, 18:44 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Merespons wacana impor beras, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mewanti-wanti pemerintah pusat untuk berhati-hati dan berharap kebijakan ditunda.

“Saya berharap betul untuk hati-hati, yang pertama kemarin presiden habis mendapatkan penghargaan bahwa kita punya ketahanan pangan yang luar biasa dari FHO,” tegas Ganjar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (13/12/2022).

Pasalnya, impor beras ini dinilai membuat harga hasil panen petani jatuh. Untuk itu mengingat jerih payah para petani, Ganjar meminta agar kebijakan tersebut dikaji ulang.

Baca juga: Bapanas Bantah Isu Impor Beras Bakal Rugikan Petani

“Hitung juga ketika petani hari ini menanam pertimbangkanlah jerih payah mereka. Jangan sampai nanti beras impor masuk, petani pas panen harganya jatuh lagi,” bebernya.

Ganjar juga menyebut saat ini akses pupuk sulit lantaran subsidi yang diberikan tidak bisa seratus persen. Termasuk obat-obatan yang juga naik harganya.

“Kalau kemudian hasil panennya tidak terbeli dengan harga yang wajar, itu artinya seluruh biaya produksi plus keuntungan yang diterima, maka petani merugi hari ini,” ucapnya.

Menurutnya, lebih baik pemerintah perlu menghitung ulang ketersediaan atau stok beras yang ada. Yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pangan Nasional menghitung dan menginformasikan hal itu kepada masyarakat.

“Itu beras (impor) kalau datang mau sampai di sini kapan, akan masuk ke mana, jangan sampai bocor itu ya,” tegas Ganjar.

Kemudian pemerintah juga mesti menghitung masa panen dari padi yang ditanam para petani.

Baca juga: Siap-siap, Bulog Akan Impor Beras 200.000 Ton di Akhir Tahun

“Saya lebih setuju sebenarnya bisa menjamin mereka, petani ini untuk dijamin harga jualnya sehingga Bulog bisa dikasih kapasitas yang lebih besar dan kemudian petani bisa mendapat keuntungan yang wajar,” tegasnya.

Lebih lanjur, Ganjar menilai ini menjadi momentum tepat untuk mengembangkan diversifikasi pangan Indonesia.

“Ini momentum untuk kita bisa tidak bergantung hanya dengan beras karena impor ini selalu menarik untuk para pedagang,” ucap Ganjar.

Sementara itu, dipastikan stok beras di Jateng aman. Ganjar memahami bila pemerintah memiliki perhitungan khusus terkait antisipasi bencana dan sebagainya.

“Maka menurut saya, hitung dong dengan baik, terbukalah kepada publik agar publik tidak curiga,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hutan Adat Rusak, Warga Papua Minta Perusahaan Salatiga Bertanggung Jawab

Hutan Adat Rusak, Warga Papua Minta Perusahaan Salatiga Bertanggung Jawab

Regional
OB Tak Sengaja Injak Gas, Honda Brio Tabrak Pintu Kaca Showroom hingga Pecah

OB Tak Sengaja Injak Gas, Honda Brio Tabrak Pintu Kaca Showroom hingga Pecah

Regional
Kasus Wanita Terjatuh dari Lantai 3 Tempat Gim di Pontianak, Jarak 'Treadmill' dan Jendela Hanya 60 Cm

Kasus Wanita Terjatuh dari Lantai 3 Tempat Gim di Pontianak, Jarak "Treadmill" dan Jendela Hanya 60 Cm

Regional
Pemkot Sukabumi Gelar Pertemuan Bahas Kematian Bayi Setelah Imunisasi, Orangtua Diminta Ajukan Otopsi

Pemkot Sukabumi Gelar Pertemuan Bahas Kematian Bayi Setelah Imunisasi, Orangtua Diminta Ajukan Otopsi

Regional
Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Kebumen Terungkap, Pelaku Mengaku Sakit Hati

Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Kebumen Terungkap, Pelaku Mengaku Sakit Hati

Regional
Menjual di Bawah Harga Pasaran, Pengoplos Gas Bersubsidi Masih Bisa Raup Rp 3 Miliar

Menjual di Bawah Harga Pasaran, Pengoplos Gas Bersubsidi Masih Bisa Raup Rp 3 Miliar

Regional
Ibu di Palembang Tewas Ditabrak Lari Truk Pengangkut Tanah

Ibu di Palembang Tewas Ditabrak Lari Truk Pengangkut Tanah

Regional
Ditemukan Tewas dengan Leher Terlilit Kain, Bayi di Sragen Diduga Korban Pembunuhan

Ditemukan Tewas dengan Leher Terlilit Kain, Bayi di Sragen Diduga Korban Pembunuhan

Regional
Bunuh dan Buang Bayi di Tong Sampah, Mahasiswi Magelang Ini Melahirkan Sendirian di Kamarnya

Bunuh dan Buang Bayi di Tong Sampah, Mahasiswi Magelang Ini Melahirkan Sendirian di Kamarnya

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Remaja 13 Tahun Diduga Dicabuli 26 Pria di Baubau Sultra, Lapor Polisi Sejak Sebulan Lalu

Remaja 13 Tahun Diduga Dicabuli 26 Pria di Baubau Sultra, Lapor Polisi Sejak Sebulan Lalu

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Alasan Pelaku Pembunuh Ayah Kandung di Kebumen Kabur ke Hutan

Alasan Pelaku Pembunuh Ayah Kandung di Kebumen Kabur ke Hutan

Regional
Gara-gara Judi online, Ojol di Semarang Bunuh Diri, Sempat Kirim Pesan ke Istri yang Baru Melahirkan

Gara-gara Judi online, Ojol di Semarang Bunuh Diri, Sempat Kirim Pesan ke Istri yang Baru Melahirkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com