LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih mengalami erupsi usai statusnya diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III).
Erupsi terjadi pada pukul 07.27 WIB dan meluncurkan kolom asap berwarna putih kelabu setinggi 500 meter dari puncak mengarah ke barat daya.
Erupsi ini terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimal 22 mm dengan durasi 119 detik.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Wabup: Kepala OPD Tidak Boleh Tinggalkan Lumajang Selama Masa Tanggap Darurat
Pengamatan Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur dalam periode pengamatan 00.00-06.00 WIB juga mencatat terjadi tiga kali erupsi dengan ketinggian kolom abu yang sama dan mengarah ke barat daya.
Letusan juga disertai dengan suara dentuman yang terdengar hingga pos pantau di Gunung Sawur.
Petugas Pos Pantau Gunung Api Semeru Mukdas Sofian mengatakan, dalam periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, terdapat 21 gempa letusan yang terekam seismograf dengan amplitudo 10-25 mm dan berdurasi 57-141 detik.
"Ada 21 gempa letusan, satu kali gempa embusan, satu gempa tektonik lokal, dan tiga gempa tektonik jauh, secara visual Gunung Semeru mengeluarkan asap tipis berwarna putih setinggi 100 meter," kata Sofian, Senin (12/12/2022).
Sofian menambahkan, meski status Gunung Semeru sudah diturunkan menjadi Siaga, warga di sekitar lereng Semeru diminta tetap waspada.
Sebab, ada bahaya sekunder berupa banjir lahar yang mengancam. Apalagi, lereng Gunung Semeru beberapa hari terakhir kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Warga diminta tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.
Baca juga: Ratusan Paket Bantuan Korban Erupsi Semeru Dibawa ke Gudang Bulog, Ini Penjelasan BPBD
Di luar jarak itu, warga juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 kilometer.
Pasalnya, kawasan ini berpotensi terjadi perluasan awan panas dan aliran lahar.
"Waspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, lontaran batu pijar, dan aliran lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu ke puncak," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.