Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 20:43 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS,com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), menggelar focus group discussion (FGD) untuk memberikan wawasan pengembangan desa wisata kepada 35 kepala desa (kades).

Selain kades, kegiatan bertajuk “Tahap Pengelolaan Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Trenggalek” tersebut juga diikuti oleh satu orang Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang diselenggarakan di Hotel Bukit Jaas Permai Trenggalek, Rabu (23/11/2022).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Trenggalek Sunyoto mengatakan, kegiatan FGD merupakan tahap akhir dari rangkaian agenda pengembangan dan pendampingan desa wisata di Trenggalek pada 2022.

Sebelumnya, kata dia, para peserta FGD telah mendapat beberapa materi tentang pengembangan desa wisata, mulai dari sosialisasi, materi cara membuat profil desa, serta identifikasi potensi wisata di desa masing-masing, dan perencanaan pengembangan desa wisata.

Baca juga: Kemenparekraf Luncurkan 100 Paket Desa Wisata Lewat Mister Aladin

“Hari ini, Rabu (23/11/2022), kami coba lihat seperti apa hasilnya,” ujar Sunyoto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Pada tahapan terakhir, ia berharap, para pelaku desa wisata mengetahui secara pasti apa saja potensi masing-masing desa dan arah pengembangannya.

Hadirkan narasumber dari EJEF

Pada kesempatan tersebut, Sunyoto menjelaskan, pihaknya telah menghadirkan narasumber dari East Java Ecotourism Forum (EJEF) untuk memberi wawasan serta strategi pengelolaan desa wisata.

“Narasumber akan memberi materi wawasan pada semua pelaku desa wisata yang hadir. Materi yang diberikan, seperti bagaimana cara memberikan harga, mengemas paket sebuah desa wisata,” ujarnya.

Dengan begitu, lanjut dia, para pengunjung tidak hanya sekedar berkunjung ke desa wisata, tetapi juga bisa menikmati segala fasilitas serta pengelolaan desa wisata tersebut.

Baca juga: Lewat Program Beti Dewi, 100 Desa Wisata Diharapkan Bisa Onboarding Digital

“Para pengunjung bisa menikmati berbagai fasilitas, penginapan, dan atraksi yang disuguhkan, itu yang kami ajarkan kepada para pelaku desa wisata,” jelas Sunyoto.

Menurutnya, pengemasan menarik dari sebuah desa wisata secara teknis hanya diketahui oleh pengelola.

Untuk mendukung hal tersebut, Sunyoto menyatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan pendampingan terhadap para pelaku desa wisata. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan desa wisata pada tahun-tahun berikutnya.

“Tidak hanya berhenti di sini, tahun berikutnya tetap kami lihat dan evaluasi. Harapannya ada perkembangan,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com