KOMPAS.com - Tak banyak yang menyadari bahwa Provinsi Jawa Tengah termasuk wilayah yang memiliki 7 sesar aktif.
Dilansir dari laman Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung, sesar adalah patahan atau bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif terhadap blok batuan lainnya.
Baca juga: 6 Sesar Aktif di Jawa Barat, Tidak Hanya Sesar Cimandiri dan Sesar Baribis
Bidang sesar tersebut sangat bervariasi ukurannya, mulai dari beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.id pada Senin (7/1/2019), kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengungkap bahwa dibandingkan dengan sesar-sesar aktif di Indonesia, sesar-sesar di Jawa khususnya di Jawa Tengah termasuk yang paling kecil laju gesernya.
Baca juga: 7 Sesar Aktif di Jawa Timur, Sesar Kendeng Disebut Buat Surabaya Berpotensi Gempa
Akibatnya, aktivitas kegempaan yang ditimbulkan oleh sesar-sesar aktif yang ada di Jawa Tengah tergolong rendah.
Meski begitu, adanya potensi gempa bumi tetap perlu diwaspadai agar dapat meminimalisir risiko bencana.
Baca juga: Gempa Yogyakarta Dipicu Sesar Aktif, Ini Imbauan BMKG
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa sesar aktif di wilayah Jawa Tengah serta lokasinya yang dapat dikenali sebagai salah satu langkah mitigasi.
Sesar Baribis-Kendeng adalah patahan dengan gugusan yang terpanjang, memanjang dari timur Jawa Barat bagian utara hingga Jawa Timur.
Di Jawa Tengah, sesar Baribis-Kendeng terbagi dalam beberapa segmen patahan, yaitu mulai dari Brebes (22 km), Tegal (15 km), Pemalang (9 km), Pekalongan (16 km), Semarang (34 km) hingga Demak (31km),
Dalam buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, diketahui bahwa bagian barat Sesar Kendeng ini terlihat menyambung ke dalam sistem Sesar Semarang dan Baribis.
Lebih lanjut, menurut Natawidjaja dan Daryono (2016) dari hasil penelitian dan juga hasil diskusi kelompok tim revisi zonasi gempa menunjukkan bahwa Sesar Baribis adalah bagian dari satu kesatuan jalur sesar naik belakang busur, termasuk di dalamnya Sesar Semarang dan sesar-sesar naik di zona
Kendeng, Jawa Timur.
Sesar Semarang adalah sesar yang berarah utara-selatan yang sejajar dengan Kali Garang sepanjang 34 km.
Sesar ini merupakan bagian dari Sesar Baribis-Kendeng di Jawa Tengah bagian utara.
Berdasarkan buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, Hidayat (2013) dan Hidayat dkk. (2011) telah meneliti Sesar Semarang di sepanjang Kali Garang dengan menggunakan pendekatan pemetaan geologi permukaan untuk mengidentifikasi adanya sesar ini.
Sesar Kali Garang yang terekam di batuan Kuarter menunjukkan bahwa sesar ini masih aktif atau berpotensi gempa di masa yang akan datang.
Sesar Lasem adalah sesar yang memanjang dari Demak, melewati Kudus hingga ke daerah Pati dengan panjang patahan 69 km.
Dikutip dari buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, sesar Lasem merupakan sesar naik dan bukan sesar mendatar seperti yang diduga oleh para peneliti terdahulu
Sesar Muria adalah sesar aktif yang memiliki orientasi dengan arah barat daya-timur laut dengan jalur sesar yang melintasi Gunung Muria dan diduga sesar menerus menuju ke Laut Jawa.
Sesar Muria memiliki tipe patahan normal yang membentang dengan panjang 28 km.
Di bagian tengah, terdapat Sesar Ajibarang sepanjang 20 km yang memiliki tipe patahan geser.
Sesar Ajibarang berpengaruh pada potensi kejadian gempa bumi di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.
Sesar Merapi-Merbabu adalah sesar lokal bertipe patahan geser sepanjang 28 km.
Aktivitas sesar Merapi-Merbabu sempat memicu gempa di wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya, pada Sabtu (23/10/2021) dini hari.
Sesar Ungaran adalah sesar yang ada di daerah ungaran dan ditemukan sebanyak dua jenis,
Dikutip dari buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, Sesar Ungaran-1 sepanjang 17 km bertipe patahan normal.
Adapun Sesar Ungaran-2 sepanjang 20 km yang bertipe patahan geser.
Sumber:
esdm.lampungprov.go.id
vsi.esdm.go.id
kompas.com(Khairina, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.