Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pura Mangkunegaran: Lokasi, Sejarah, Daftar Adipati, dan Bagian Bangunan

Kompas.com - 21/11/2022, 23:17 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Pura Mangkunegaran saat ini tengah menjadi sorotan karena disebut akan menjadi lokasi pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono pada Desember mendatang.

Kepastian lokasi pesta pernikahan Kaesang-Erina itu diungkap oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat melakukan peninjauan pada Minggu (20/2/2022).

Baca juga: Profil Pura Mangkunegaran, Tempat Bersejarah Lokasi Ngunduh Mantu Kaesang dan Erina

Pura Mangkunegaran atau Puro Mangkunegaran adalah istana dari Kadipaten Mangkunegaran yang menjadi kediaman bagi Adipati Mangkunegara.

Baca juga: Puro Mangkunegaran Jadi Lokasi Pernikahan Kaesang dan Erina di Solo

Lokasi Pura Mangkunegaran berada di Jalan Ronggowarsito, Dusun Keraton, Desa Keraton, Kecamatan Keraton, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

Lokasi bangunan istana ini tidak jauh dari kawasan Ngarsopuro di Jalan Slamet Riyadi.

Baca juga: Empat Pusaka Dalem Dikirab Keliling Pura Mangkunegaran Solo

Sejarah Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran merupakan bangunan bersejarah yang didirikan pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said atau yang dikenal dengan Pangeran Samber Nyawa.

Pembangunannya dilakukan setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said yang disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.

Melalui Perjanjian Salatiga, Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa kemudian dinobatkan menjadi Adipati Mangkunegara I yang wilayah kekuasaannya disebut Kadipaten Mangkunegaran.

Raden Mas Said atau Adipati Mangkunegara I bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, atau secara lengkap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang.

Perjanjian Salatiga juga memupuskan harapan Mangkunegara I untuk menyatukan takhta Mataram dalam satu kekuasaan tunggal.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Kadipaten Mangkunegaran menjadi kerajaan otonom yang yang berhak mengatur wilayahnya sendiri.

Adipati Mangkunegara I saat itu memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunungkidul, Pajang sebelah utara, dan Kedu.

Namun revolusi sosial di Surakarta yang terjadi pada tahun 1945-1946, telah membuat Kadipaten Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya.

Hingga pada September 1946, di bawah pimpinan Mangkunegara VIII Mangkunegaran menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah pengakuan de facto 16 Juni 1956, Pemerintah Kota Surakarta memiliki kewenangan mengatur daerahnya sendiri, dan Pura Mangkunegaran tidak lagi memiliki kekuasaan dalam pemerintahan.

Meskipun demikian, Kadipaten Mangkunegaran dan Pura Mangkunegaran masih tetap menjalankan fungsinya sebagai penjaga tradisi dan cagar budaya hingga saat ini.

Puro Mangkunegaran di di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Puro Mangkunegaran di di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah.

Pemegang Tahta di Pura Mangkunegaran

Berikut adalah daftar Adipati Mangkunegara sejak berdiri hingga saat ini:

  1. Raden Mas Said bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (1757-1795)
  2. Raden Mas Sulomo bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II (1796-1835)
  3. Raden Mas Sarengat bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III (1835-1853)
  4. Raden Mas Sudira bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV (1853-1881)
  5. Raden Mas Sunito bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V (1881-1896)
  6. Raden Mas Suyitno bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VI (1896-1916)
  7. Raden Mas Soerjo Soeparto bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII (1916-1944)
  8. Raden Mas Hamidjojo Saroso bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VIII (1944-1987)
  9. Raden Mas Soedjiwo Koesoemo bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX (1987-2021)
  10. GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX (2022-Sekarang)

Presiden Joko Widodo saat memberi ucapan selamat kepada Gusti Pangeran Hario (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Mangkunagoro X, di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, pada Sabtu (12/3/2022).dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo saat memberi ucapan selamat kepada Gusti Pangeran Hario (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Mangkunagoro X, di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, pada Sabtu (12/3/2022).

Bagian-Bagian Bangunan Kompleks Pura Mangkunegaran

Secara arsitektur, Kompleks Pura Mangkunegaran memiliki bagian-bagian yang menyerupai kraton dengan adanya pamedan, pendhopo, pringgitan, ndalem, dan keputren yang dikelilingi oleh tembok tinggi yang kokoh.

Memasuki Kompleks Pura Mangkunegaran melalui gapura berwarna hijau, pengunjung akan menemukan pamedan, yaitu lapangan hijau tempat latihan prajurit pasukan Mangkunegaran.

Di sebelah timur pamedan terdapat bangunan Kavallerie Artillerie.

Pintu gerbang kedua menuju halaman dalam terdapat Pendopo Ageng yang berukuran 3.500 meter persegi.

Bangunan pendopo yang berbentuk joglo ini dapat menampung kurang lebih lima sampai sepuluh ribu orang.

Tiang-tiang kayu Pendopo Ageng berbentuk persegi sebagai penyangga atap joglo diambil dari pepohonan yang tumbuh di hutan Donoloyo di perbukitan Wonogiri.

Meski terbuat dari kayu, seluruh bangunan Pendopo Ageng didirikan tanpa menggunakan paku.

Bangunan Pendopo Ageng dicat dengan warna kuning dan hijau yang disebut warna pari anom, yaitu warna khas keluarga Mangkunegaran.

Di bagian langit-langit pendopo terbentang Batik Kumudowati serta delapan kotak dimana bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dengan arti yang berbeda.

Para Penari Melakukan Latihan Tari Bedhaya Anglir Mendung, di Puro Mangkunegaran, Rabu (2/2/2022).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Para Penari Melakukan Latihan Tari Bedhaya Anglir Mendung, di Puro Mangkunegaran, Rabu (2/2/2022).

Di Pendopo Ageng juga tersimpan tiga buah gamelan yang ditabuh pada waktu-waktu tertentu.

Gamelan-gamelan tersebut bernama Lipur Sari yang ditabuh setiap hari Rabu untuk latihan tari, Kyai Seton (yang terdiri dari Kyai Segoro Windu, Kyai Pamerdasih, dan Kyai Baswara) ditabuh setiap hari Sabtu, dan Kyai Kenyut Mesem yang ditabuh pada upacara pernikahan dan kenaikan tahta.

Tepat di belakang Pendopo Ageng terdapat bangunan pringgitan berbentuk kuthuk ngambang yang digunakan untuk pertunjukan wayang kulit.

Selanjutnya adalah bangunan Ndalem Ageng yang berbentuk limasan dengan luas sekitar 1.000 meter persegi.

Saat ini Ndalem Ageng berfungsi sebagai museum untuk memamerkan petanen (tempat persemayaman Dewi Sri) berlapiskan tenunan sutera yang menjadi pusat perhatian pengunjung.

Museum ini juga memamerkan koleksi perhiasan, senjata, pakaian, medali, perlengkapan wayang, uang logam, gambar Adipati Mangkunegara serta berbagai benda-benda seni.

Di belakang Ndalem Ageng, terdapat keputren yakni tempat kediaman keluarga Mangkunegaran.

Di dalamnya terdapat taman yang ditumbuhi pohon, bunga, semak hias, sangkar berisi burung, patung-patung klasik bergaya Eropa, serta kolam air mancur.

Menghadap ke taman terbuka, terdapat Pracimoyasa, sebuah ruang keluarga berbentuk segi delapan yang digunakan untuk rapat yang di dalamnya terdapat berbagai perabotan dari Eropa.

Selain itu terdapat Taman Pracima atau “Pracima Tuin” berarti taman yang terletak di area barat, yang merupakan bekas Lapangan Tenis Mangkunegaran.

Taman Pracima serta bangunan-bangunan di dalamnya, diantaranya Pracimasana, Pracimaloka, dan Pracimawisik termasuk dalam area Pura Mangkunegaran yang direvitalisasi.

Puro Mangkunegaran dibuka untuk umum, setiap hari pukul 09.00 – 14.00. Pengunjung akan didampingi oleh pemandu yang cakap seputar seluk- beluk Puro Mangkunegaran.

Sumber:
surakarta.go.id  
puromangkunegaran.com 
kebudayaan.kemdikbud.go.id  
visitjawatengah.jatengprov.go.id  
kompas.com (Penulis : Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati, Taufieq Renaldi Arfiansyah | Editor : Dita Angga Rusiana, Rizal Setyo Nugroho)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com