Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasukan Kuning di Sumbawa Tuntut Jadi ASN, Mogok Kerja, Berdampak Sampah Menumpuk

Kompas.com - 06/11/2022, 11:20 WIB
Susi Gustiana,
Krisiandi

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Rahadian (35) mengaku begitu bersyukur saat menerima SK dari Bupati Sumbawa pada 2010. 

Dalam SK tersebut tertulis ia diangkat sebagai petugas kebersihan di Kabupaten Sumbawa. Artinya, tahun, ini Rahadian sudah membersihkan kabupaten itu kurang lebih 12 tahun 

Namun, ia merasa pengabdiannya belum terlalu lama. Sebab tak sedikit koleganya yang sudah mengabdi lebih dari 20 tahun.

Rahadian sedang bicara soal ia dan teman-temannya sesama "pasukan kuning" (petugas kebersihan) menuntut untuk bisa menjadi aparatur sipil negara (ASN). Saat ini statusnya adalah pegawai honorer. 

"Setiap pegawai honerer pasti ingin menjadi ASN. Begitu pula saya," kata Rahadian Kamis (3/11/2022).

Setiap hari, dengan setelan kebanggaan warna kuning, ia mengangkut sampah dan membawanya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Rahadian tidak sendiri, ia bekerja dalam tim.

Baca juga: Kata Warga Sumbawa soal Migrasi TV Digital, Belum Siap dan Tak Ada Sosialisasi

Bau busuk sudah biasa ia jumpai setiap hari. Bahkan, kebiasaan masyarakat yang masih belum memilah sampah organik dan non organik menambah pekerjaan pasukan kuning.

Menjadi pasukan kuning bagi Dian, sapaan Rahadian, merupakan pekerjaan mulia. Mereka jadi garda terdepan penjaga kebersihan kota. Meski gaji per bulan Rp 1,5 juta, masih tidak cukup untuk menopang kebutuhan keluarga.

Dian kerap mencari pekerjaan sampingan. Ia juga harus mengangkut sampah tiap hari dari pagi sampai siang. Tak pelak tanggal merah pun tidak berasa bagi pasukan kuning. Rahadian dan tim tak mengenal libur. 

Bayangkan saja jika satu hari pasukan kuning mogok kerja sebagian warga Sumbawa akan merasakan dampaknya.

Saat ada pendataan pegawai non ASN yang dilakukan Badan Kepegawaian Negara (BKN), ia sangat senang. Rahadian tentu berharap bisa lulus pendataan.

"Untuk lulus menjadi ASN tidak mudah maka saya berharap bisa lulus pendataan dan seleksi PPPK," ucap Dian.

Baca juga: Gara-gara Sengketa Tanah, Pria di Sumbawa Dibacok hingga Tewas

Namun, dalam aturan yang dikeluarkan keluarkan KemenPANRB untuk pendataan tenaga non ASN, masih sulit bagi tenaga kebersihan. Meskipun begitu, Dian bersama teman-temannya tetap mengikuti pendataan.

Pada 18 Oktober 2022, keluar hasil bahwa tenaga kebersihan seperti penyapu jalan, pengangkut sampah dan sopir truk sampah tidak termasuk nomenklatur yang dibutuhkan BKN.

"Kami kecewa. Kami ingin disamakan dengan teman-teman yang lulus pendataan. Tolong jangan lihat kami sebelah mata."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Regional
PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

Regional
Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Regional
Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri

Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri

Regional
Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Regional
Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Regional
Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Regional
Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Regional
Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com